Sukses

Konflik AS-Iran Meruncing Hingga Isu Perang Dunia III, Ini Penjelasan Kemlu

Kementerian Luar Negeri menyampaikan pandangannya terhadap konflik panas antara Amerika Serikat dan Iran.

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan antara Amerika Serikat dan Iran kian memanas. Rangkaian peristiwa bersejarah mulai dari kedutaan besar AS yang diserang massa, ancaman Donald Trump terhadap Iran atas kekacauan yang terjadi, tewasnya Jenderal Qasem Soleimani atas ulah AS hingga tekad Iran untuk membalas dendam menjadi rentetan penyebab runcingnya hubungan kedua negara. 

Masyarakat Irak mengaku tidak nyaman jika negaranya harus terlibat secara tidak langsung dalam masalah antara AS dengan Iran. Namun sesungguhnya, masyarakat seluruh dunia pun juga tidak nyaman jika kedua negara tersebut harus menghadapi pertikaian bilateral yang dampaknya nanti pasti akan dirasakan masyarakat seluruh dunia. 

Hal tersebut pun juga dialami oleh Indonesia. Walaupun tak memiliki campur tangan langsung dalam masalah yang terjadi, pemerintah Indonesia mengaku prihatin dengan eskalasi yang terjadi saat ini. 

"Pertama, Indonesia melihat perkembangan yang demikian dengan prihatin karena kondisi yang ada di Timur Tengah seperti diketahui meningkat dari segi ketegangan maupun pertikaian yang ada di sana." 

"Sehingga langkah-langkah kekerasan seperti itu, kami mengharapkan untuk bisa dihindari, dicegah sehingga semakin tidak meruncingkan persoalan dan ketegangan yang ada di sana, justru tidak memberikan suasana yang kondusif bagi terciptanya kondisi yang lebih aman dan stabil," ungkap Mahendra Siregar selaku Wakil Menteri Luar Negeri RI yang ditemui awak media dalam acara nonton bareng web series Kemlu di Jakarta, Sabtu (4/1/2020).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mahendra Tegaskan Untuk Menahan Diri

Mahendra Siregar selaku Wamenlu RI menegaskan bahwa sikap kekerasan yang dibalas dengan kekerasan juga tidak akan ada hasilnya.

Sikap Indonesia akan selalu siap mendukung terciptanya suatu kondisi yang lebih damai dan stabil. Selain itu, Indonesia juga akan berusaha semaksimal mungkin dan berharap setiap negara bisa menahan diri dan tidak melakukan kekerasan dengan alasan apapun. 

Menyambung masalah AS dan Iran, proses perdamaian juga sedang berlangsung dalam Dewan Keamanan PBB. Sebagai anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia akan tetap berada di posisi yang sama yaitu menyampaikan pesan konsisten mengenai perdamaian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.