Sukses

Tinggal di Jalanan Hingga Museum, Kota Ini Memiliki Jumlah Kucing Terbanyak

Tak heran lagi, kucing merupakan salah satu hewan yang banyak disenangi oleh orang.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah insiden pemboman oleh pasukan Suriah dan Rusia, kota Kafr Nabl, sebuah provinsi terakhir yang dikuasai pemberontak Suriah, kini menjadi rumah bagi lebih banyak kucing daripada manusia. 

Kota asal Salah Jaar (32), Kafr Nabl, yang pada awalnya merupakan tempat tinggal bagi lebih dari 40.000 orang, tetapi sekarang menjadi lebih sedikit dari 100 yang tersisa. Sulit menebak ada berapa kucing, jumlahnya tentu saja bisa ratusan bahkan ribuan. Terkadang saat sedang berjalan, ada sekitar 20 bahkan 30 kucing di sepanjang jalan.

Mengutip dari BBC, Senin (30/12/2019), Salah, seorang reporter berita untuk stasiun radio lokal, mengatakan bahwa ia tidak lagi sendirian. Ia ditemani bersama setengah lusin kucing yang bermacam-macam jenisnya. 

"Sangat menghibur ketika kucing berada di dekatku," katanya. "Itu membuat pemboman, pembongkaran, penderitaan, tampak jauh lebih tidak menakutkan."

"Setiap kali saya makan, mereka makan. Tidak memandang lagi apakah itu sayuran, mi, atau hanya roti kering. Dalam situasi ini saya merasa bahwa kami berdua makhluk lemah dan perlu saling membantu," katanya.

Tak hanya di Suriah, beberapa negara juga memiliki jumlah kucing yang banyak dan bahkan menjadi sorotan bagi para wisatawan. Berikut adalah beberapa negara dengan jumlah kucing terbanyak menurut Matador Network:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Roma, Italia

Roma diperkirakan memiliki 300.000 kucing liar berkeliaran di jalan-jalannya. Tidak hanya sebagai pajangan di jalan, dewan kota sebenarnya mendukung kucing sebagai bagian dari warisan kuno Roma. Pada tahun 2001, kucing-kucing yang tinggal di Coliseum, Forum, dan Torre Argentina secara resmi dinamai bagian dari "bio-heritage" kota itu.

Di jaman dahulu, kucing itu sangat dihargai karena membela manusia terhadap penyakit yang dibawa oleh tikus seperti wabah dan bahkan disembah oleh beberapa sekte Roma Kuno, sebuah tradisi yang dibawa dari Kekaisaran Mesir.

Sebagian besar pengunjung datang untuk mengamati sisa reruntuhan kuno, menikmati sejarahnya, dan menikmati hidangan pasta. Tetapi pecinta binatang dan mereka yang tertarik pada atraksi unik akan jatuh cinta dengan kucing di sepanjang jalan Roma.

3 dari 4 halaman

2. Istanbul, Turki

Berdasarkan perkiraan The New York Times, di Istanbul yang merupakan sebuah kota berkapasitas 15 juta orang, diperkirakan ada 130.000 anjing dan 125.000 kucing bebas berkeliaran.

Kucing merupakan daya tarik hidup di kota dan hewan yang paling dicintai di Istanbul. Mereka sangat ramah, datang dalam segala macam warna dan ukuran, dan selalu merespon dengan "meow."

Jika berbicara tentang jumlah kucing di Istanbul, sebenarnya sangat sulit untuk diperkirakan karena tidak ada yang bisa menghitungnya. "Mereka bisa jadi sekitar satu juta," kata Rana Babaç Çelebi, pendiri Kucing Istanbul, satu dari beberapa kelompok yang diciptakan untuk membantu hewan liar di kota itu.

Kucing dianggap sebagai wali dalam hal lain bagi dunia Islam, salah satunya di Turki. Seperti halnya para kucing menjaga perpustakaan dari kerusuhan oleh tikus, dan mungkin telah membantu melindungi populasi kota dari wabah yang ditularkan tikus. 

4 dari 4 halaman

3. Saint Petersburg, Rusia

St Petersburg dikenal sebagai kota yang sangat ramah terhadap kucing. Kucing memiliki banyak kebebasan di jalanan, juga menyusup ke budaya kota dengan pesona mereka tersendiri. Sangat mudah untuk menemukan kucing-kucing di bawah meja kafe, di ruangan bawah tanah museum, dan sebagian bersembunyi di sekitar jalan.

Museum Hermitage di St. Petersburg menawarkan salah satu sejarah terpanjang (singkat Mesir kuno) merawat kucing. Museum ini memiliki sekitar 74 kucing yang hidup di tanah, dan dapur bahkan menyiapkan mereka makanan khusus. Kucing ini telah berada di istana sejak abad ke-18 untuk mengendalikan tikus dan tikus, dan hari ini kucing bahkan dapat diadopsi oleh pengunjung.

Bagi keluarga Kerajaan Rusia, mungkin Hermitage pernah menjadi tempat tinggal untuk mereka. Tetapi beberapa pasukan kucing telah mengambil alih tempat megah tersebut.

Selama tiga abad, mereka telah melakukan tugas untuk menjaga istana dari tikus. Museum Hermitage memiliki sekitar 60 kucing yang masing-masing memiliki nama dengan sejarah yang panjang.

Pertama, mereka dinamai seniman terkenal yang karyanya dipajang di museum. Ketika mereka kehabisan nama-nama itu, kucing diberi nama setelah berbagai negara, negara bagian Amerika dan negara bagian India. Makhluk berbulu ini dicintai dan dimanjakan, dan masing-masing memiliki dokter hewan pribadi, sekretaris pers, dan bahkan liburan "'Hari Kucing Hermitage."

 

 

Reporter: Jihan Fairuzzia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.