Sukses

Menewaskan 10 Orang, Roket di Yaman Serang Separatis Saat Upacara

Serangan roket di Yaman yang menewaskan 10 orang berlangsung saat kelompok milisi separatis sedang melakukan upacara wisuda.

Liputan6.com, Aden - Serangan roket terjadi ketika kelompok milisi separatis sedang melaksanakan upacara wisuda. Insiden tersebut menewaskan sekitar 10 orang dan melukai puluhan lainnya pada Minggu, 29 Desember 2019. 

Kata juru bicara milisi, yang bersekutu dengan koalisi pimpinan Arab Saudi, kelompok Houthi yang dibantu Iran bertanggung-jawab atas serangan itu.

Dilaporkan oleh VOA, Senin (30/12/2019), korban yang selamat membantu petugas bantuan mengevakuasi orang yang luka-luka ke sejumlah rumah sakit di ibukota Aden.

Sebuah video amatir menunjukkan lubang besar dimana roket-roket itu menghantam di dekat sebuah tempat dimana publik menyaksikan upacara wisuda itu.

Majed al-Shouaby, juru bicara pasukan milisi itu mengatakan kepada media Arab, kelompok Houthi menembakkan roket-roket ketika di sana sedang berlangsung parade militer dekat kota Dhalea.

Dia mengklaim bahwa orang-orang Houthi memerangi lawan mereka dari udara (menggunakan roket dan pesawat tak berawak) karena mereka tidak mampu mendaoatkan kemenangan militer dengan menggunakan pasukan mereka di darat.

Kendati demikian, kelompok Houthi masih belum menyampaikan pertanggung jawabannya atas apa yang telah terjadi. 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bentrokan Antara Houthi dan Yaman

Pasukan milisi yang dilatih oleh Uni Emirat Arab (UEA) menguasai kota strategis Dhalea itu, kira-kira 140 km sebelah utara Aden.

Separatis selatan Yaman, yang ditargetkan dalam serangan hari Minggu itu, telah berperang melawan Houthi bersama pasukan lain yang setia kepada Presiden Hadi. Para separatis, yang mencari kemerdekaan untuk Yaman selatan, bentrok dengan pasukan lain yang setia kepada Hadi di Aden musim panas lalu.

Orang-orang Houthi telah berusaha merebut provinsi Dhale dari separatis selatan selama bertahun-tahun, tetapi tidak nampak banyak kemajuan. Demikian dikutip dari ABC.

Konflik di Yaman dimulai dengan pengambilalihan Sana'a oleh pemberontak Houthi pada tahun 2014. Mereka mengusir pemerintah Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi, memaksanya untuk melarikan diri ke selatan dan akhirnya ke Arab Saudi, yang memasuki perang pada tahun 2015.

Pertempuran di negara termiskin di Arab telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan menyebabkan jutaan orang menderita kekurangan makanan dan medis.

Konflik juga telah mendorong negara itu ke ambang kelaparan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.