Sukses

Terima Kasih Istri Korban Sandera Abu Sayyaf untuk Jokowi dan Prabowo

Istri korban tawanan Abu Sayyaf merasa bahagia karena suaminya pulang dengan selamat.

Liputan6.com, Jakarta - Istri nelayan yang disandera Abu Sayyaf mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, karena sang suami pulang ke Indonesia dengan selamat. Dua WNI yang sempat ditawan Abu Sayyaf itu baru tiba di Tanah Air hari ini pada sekitar pukul 12.00.

Dua WNI yang berhasil selamat adalah Maharudin bin Lunani dan Samiun bin Maneu yang berasal dari Baubau dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

"Kami bersyukur kepada Allah SWT dan juga Bapak Presiden Republik Indonesia Widodo dan wakilnya, dan juga Bapak Prabowo yang membebaskan suami saya," ujar Wa Daya, istri Maharudin, di Kementerian Luar Negeri, Kamis (26/12/2019).

Wa Daya memeluk erat suaminya ketika bertemu pada acara penyerahan resmi dua WNI kepada pemerintah. Dua WNI itu terbang ke Indonesia bersama Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Filipina Sinyo Sarundajang.

Usai bebas dari Abu Sayyaf, kedua WNI itu menjalani tes kesehatan. Dubes Sinyo memastikan keduanya dalam keadaan prima.

Satu WNI yang masih disandera adalah M. Farhan yang merupakan putra dari Maharudin dan Wa Daya. Upaya penyelamatannya masih dilakukan.

Anggota keluarga lain yang hadir adalah Piko, sepupu dari Samiun. Ia pun berterima kasih kepada pemerintah karena bisa membebaskan sepupunya yang diculik Abu Sayyaf di luar negeri.

"Wabilkhusus kepada Bapak Presiden Jokowi kami menyampaikan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya. Kami selaku masyarakat kepulauan Buton kami berterima kasih," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menlu Retno: Ini Penutup yang Baik

Menlu Retno turut bersyukur pada kerja sama yang hasilnya membebaskan para WNI yang diculik Abu Sayyaf. Pembebasan ini menurut Retno adalah penutup yang baik dalam pelaksanaan politik luar negeri dari segi perlindungan.

"Semua ini dapat terjadi tentunya karena blessing dari Yang Maha Kuasa, tetapi yang tak kalah penting adalah kerja sama yang dilakukan baik secara internal pada tubuh pemerintah otoritas Indonesia termasuk perwakilan kita di Manila, Davao City, plus kerja sama kita dengan Filipina, dan Diplomasi Tingkat Tinggi," ucap Retno.

Diplomasi Tingkat Tinggi yang Menlu maksud adalah pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada KTT antara ASEAN dan Korea Selatan di Busan. 

Retno sempat berbincang dengan Wa Daya terkait anak-anaknya. Mengenai M. Farhan yang masih ditawan, Menlu Retno berharap operasi penyelamatan pemuda itu bisa berjalan lancar, meski Retno enggan menjabarkan detail operasi penyelamatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.