Sukses

Foto Lubang Hitam Supermasif Dinobatkan Sebagai Breakthrough of the Year 2019

Foto lubang hitam supermasif dinobatkan sebagai Breakthrough of the Year 2019 oleh Science, jurnal terkemuka Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Jaringan teleskop global Event Horizon Telescope (EHT) berhasil mengabadikan foto sebuah lubang hitam supermasif. Potret itu merupakan foto pertama lubang hitam yang dipublikasikan.

Penampakan lubang hitam tersebut kini dinobatkan sebagai Breakthrough of the Year 2019 oleh Science, jurnal terkemuka Amerika Serikat pada Kamis 19 Desember.

Foto lubang hitam yang terletak di pusat galaksi Messier 87 (M87) berjarak hampir 55 juta tahun cahaya dari Bumi, membantu mengungkap salah satu fenomena paling gelap dan misterius di alam semesta yang diketahui manusia.

"Melihat berarti percaya," kata H. Holden Thorp, Pemimpin Redaksi Science.

"Untuk masyarakat yang skeptis dan kerap meremehkan ketika mendengar para ilmuwan mengatakan bahwa mereka mengetahui keberadaan suatu benda meskipun tidak terlihat, ini objek penting lain yang dapat kita lihat."

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tahun Luar Biasa

Sebuah tim yang terdiri dari 200 lebih ilmuwan, termasuk sejumlah astronom dari China, berupaya menangkap dan mengembangkan foto itu dengan bantuan EHT, jaringan dari delapan teleskop yang tersebar di seluruh dunia.

"Ini tahun yang luar biasa bagi ilmu pengetahuan, tetapi apa yang lebih menakjubkan dibanding benar-benar melihat sebuah lubang hitam? Ini terdengar seperti keajaiban, namun sungguh merupakan prestasi mengagumkan yang dihasilkan kerja sama tim dan teknologi," ujar Tim Appenzeller, Editor Berita Science.

 

3 dari 3 halaman

Selain Black Hole

Selain foto black hole, penemuan fosil rahang manusia Denisova berusia 160.000 tahun di Dataran Qinghai-Tibet, China, menjadi satu dari sembilan runner-up dalam penghargaan Breakthrough 2019.

Lebih dari 34.000 pembaca majalah Science memilih hasil kerja para ilmuwan China dan Jerman itu sebagai terobosan terbaik pada 2019 untuk kategori Pilihan Pembaca (People's Choice).

Studi tentang fosil itu memberikan lebih banyak informasi mengenai penampilan fisik manusia purba tersebut, dan mengindikasikan potensi revolusi berbasis protein dalam memahami kehidupan di zaman prasejarah. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.