Sukses

Isu Muslim Dunia Jadi Topik Utama KTT di Malaysia

Kuala Lumpur Summit digelar di Malaysia, untuk membahas isu Muslim secara global.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam resmi dibuka di Kuala Lumpur, Malaysia, hari Kamis (19/12) dan akan berlangsung hingga hari Minggu (22/12).

Pertemuan penting ini membahas isu-isu Islam global, termasuk persoalan Uighur, Rohingya, Kashmir, dan Palestina. Demikian dilaporkan oleh VOA Indonesia, Jumat (20/12/2019).

Sejak awal, KTT ini sudah memicu kontroversi karena dua negara Muslim berpengaruh di dunia – Arab Saudi dan Indonesia – tidak mengirim wakilnya.

Arab Saudi, yang merupakan kiblat umat Islam dunia, menuding KTT Islam itu tidak mencerminkan kepentingan negara-negara muslim tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang beranggotakan 57 negara. Arab Saudi menuduh Malaysia ingin membentuk organisasi tandingan OKI.

Kepala negara Indonesia juga tidak hadir di acara tersebut. Presiden Joko Widodo memilih menengok calon ibu kota baru di Kalimantan Timur. Sementara Wakil Presiden Ma'ruf Amin berhalangan hadir karena sakit akibat kelelahan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menlu Retno Marsudi Jadi Perwakilan RI

Menurut pelaksana tugas juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan datang hanya untuk menghadiri acara pembukaannya saja. Menurutnya, KTT sedianya memang dihadiri oleh kepala negara atau kepala pemerintahan, sehingga Retno hanya datang di acara pembukaan saja.

Meski Joko Widodo atau Ma'ruf Amin tidak datang, lanjutnya, Indonesia sudah menghadiri pertemuan-pertemuan persiapan tingkat menteri luar negeri dan pejabat tinggi sebelumnya, sehingga masukan-masukan dan pandangan dari Indonesia sudah disampaikan untuk KTT Islam tersebut.

Dalam sejumlah pertemuan persiapan untuk KTT Islam tersebut, menurut Faizasyah, Indonesia menyampaikan pandangan atas berbagai tantangan dihadapi berbagai masyarakat muslim seluruh dunia dan menekankan pentingnya perdamaian serta kesejahteraan bagi umat Islam.

"Beliau (Menteri Luar Negeri Retno Marsudi) menggarisbawahi arti pentingnya persatuan di antara umat muslim itu sendiri dan ibu menteri luar negeri juga menggarisbawahi tetap arti penting dan sentral dari OKI sebagai organisasi kerjasama Islam untuk juga menjadi tumpuan dalam kerjasama di antara negara-negara Islam," kata Faizasyah.

3 dari 3 halaman

KTT Islam Sebagai Bentuk Keprihatinan Pemimpin Negara Muslim

Menurut Direktur Indonesia Center for Middle East Studies di Universitas Padjajaran, Dina Y. Sulaeman, pelaksanaan KTT Islam di Kuala Lumpur itu merupakan bentuk dari keresahan dari beberapa pemimpin muslim dunia terhadap OKI yang tumpul dalam membantu penyelesaian dihadapi banyak negara Islam, seperti Palestina, Yaman, dan Rohingya.

Salah satu penyebab OKI tumpul menghadapi masalah dihadapi negara anggotanya lanjutnya karena faktor kepentingan negara tertentu.

"OKI ini kan yang paling dominan Arab Saudi. Nah bagaimana bisa menyelesaikan konflik Yaman di mana Arab Saudi justeru aktor utamanya. Arab Saudi yang melakukan serangan-serangan membabi buta ke Yaman dibantu Uni Emirat Arab. Tentu hampir dipastikan tidak mungkin ada kata sepakat di situ ketika ada yang berkepentingan besar dalam konflik yang terjadi," ujar Dina.

Mengingat ketidakhadiran Arab Saudi, lanjut Dina, hampir dapat dipastikan tidak akan ada hasil maksimal dari pelaksanaan KTT Islam tersebut. Tapi minimal hal ini merupakan langkah baik untuk memecah kebuntuan OKI yang kerap tidak dapat mengambil langkah implementatif untuk menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di negara-negara Muslim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.