Sukses

Ledakan Jenis Baru Terdeteksi di Permukaan Matahari

Para astronom baru saja mendeteksi ledakan jenis baru di permukaan matahari.

Liputan6.com, Jakarta - Para astronom melihat ledakan magnetik di permukaan matahari. Hal ini belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Meskipun awalnya teori ini sudah ada sejak sekitar 15 tahun yang lalu, ini adalah pengamatan langsung pertama mereka berkat Solar Dynamics Observatory NASA.

Dilansir dari CNN, Kamis (19/12/2019), temuan tentang ledakan ini diterbitkan pada minggu ini di Astrophysical Journal.

Mereka menyaksikan hasil dari letusan di permukaan matahari. Letusan tersebut melemparkan sebuah lingkaran materi di korona matahari, atau atmosfer atas. Bahan erupsi ini dikenal sebagai sesuatu yang menonjol.

Keunggulannya kemudian jatuh kembali ke matahari, tetapi bertabrakan dengan garis-garis medan magnet. Hal ini kemudian menciptakan ledakan magnet yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Garis-garis medan magnet patah dan kemudian meluruskan kembali secara eksplosif, berdasarkan pengamatan sebelumnya terhadap perilaku yang disebut penyambungan magnetik kembali.

Tetapi ini merupakan kali pertama bagi para astronom untuk melihat hubungan yang dipicu oleh letusan. Memahami fenomena ini, para ilmuwan dapat terbantu dalam memahami lebih dalam tentang atmosfer matahari serta memprediksi cuaca luar angkasa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rekoneksi Spontan

Perilaku baru ini telah dijuluki sebagai rekoneksi paksa. Hal ini dipicu oleh letusan yang menyebabkan plasma atau gas berenergi, didorong bersama dengan medan magnet dan memaksa mereka untuk terhubung kembali.

Sebelumnya, para ilmuwan telah melihat rekoneksi spontan di matahari dan Bumi.

Rekoneksi spontan hanya terjadi dalam situasi di mana plasma lemah mengalirkan arus listrik.

Garis-garis medan magnet di matahari tidak terlihat, tetapi mereka juga dipengaruhi oleh partikel-partikel plasma bermuatan sangat panas di dekatnya.

Untuk pengamatan ini, Solar Dynamics Observatory mampu membidik plasma mencapai antara 1,8 dan 3,6 juta derajat Fahrenheit.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah berusaha memahami mengapa korona matahari mengalami jutaan derajat lebih panas daripada matahari itu sendiri.

Parker Solar Probe milik NASA sedang menyelidiki hal itu saat ini dengan seksama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.