Sukses

Donald Trump Kirim Surat Amarah ke Ketua DPR AS Jelang Pemakzulan

Donald Trump akan menghadapi pemungutan suara soal pemakzulannya pada Rabu 18 Desember 2019.

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Donald Trump mengecam pemakzulannya yang tinggal hitungan jam. Melalui sebuah surat, ia mengekpresikan kemarahannya kepada ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi, menuduhnya menyatakan perang terbuka terhadap demokrasi Amerika.

"Kau telah meremehkan pentingnya kata yang sangat buruk, pemakzulan!" tulis Donald Trump dalam surat itu, dikirim pada Selasa 17 Desember 2019 seperti diberitakan CNN.

Donald Trump akan menghadapi pemungutan suara soal pemakzulannya pada Rabu 18 Desember 2019, atas tuduhan dia menekan Ukraina untuk keuntungan politik pribadi. Dia diperkirakan akan dimakzulkan, kemudian disidang di Senat.

Dengan sedikit harapan untuk mengubah hasil pemungutan suara atas pemakzulannya pada hari Rabu di DPR, Trump menggunakan surat enam halaman untuk marah menentang proses tersebut dan mengecam Nancy Pelosi.

Surat itu adalah intervensi luar biasa oleh presiden, yang telah berjuang untuk menghalangi proses pemakzulan dengan mencegah para pembantunya bersaksi di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam suratnya, Trump mengklaim bahwa dirinya telah dicabut dari proses dasar Konstitusi AS melalui pemakzulannya. Selain itu haknya untuk menyajikan bukti juga disanggah. "Proses yang lebih adil diberikan kepada mereka yang dituduh sebagai penyihir dalam pengadilan di Salem," katanya.

"Proses yang lebih adil diberikan kepada mereka yang dituduh dalam Pengadilan Penyihir Salem," tulisnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata Ketua DPR AS

Donald Trump sebenarnya diundang secara terbuka oleh ketua Demokrat dari Komite Kehakiman DPR untuk memberikan bukti dalam proses pemakzulan. Hal itu memungkinkan tim hukumnya untuk menanyai para saksi, tetapi proses tersebut ia tolak.

Wali Kota Salem, Kim Driscoll, melalui Twitter mengatakan bahwa presiden harus belajar sejarah, mengatakan hukuman dibuat tanpa adanya bukti, sedangkan kasus terhadap presiden melibatkan "banyak bukti".

Pelosi mengatakan kepada wartawan di Capitol bahwa dia belum membaca surat itu secara penuh, tetapi telah melihat esensinya dan berpikir isinya menyakitkan.

Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan pemungutan suara hari Rabu tentang pemakzulan, dia mengatakan DPR akan "menggunakan salah satu kekuatan paling khusyuk yang diberikan kepada mereka oleh konstitusi".

"Selama momen yang bersejarah bagi bangsa, kita harus menghormati sumpah kita untuk mendukung dan mempertahankan konstitusi kita dari semua musuh, asing dan domestik," tambahnya.

Pada Selasa malam, protes yang mendukung pemakzulan diadakan di kota-kota di seluruh AS, termasuk New York, Boston dan Los Angeles.

Demonstran membawa plakat bertuliskan "Dump Trump", dan "Lindungi Demokrasi kami".

Hashtag #notabovethelaw dan #impeachmenteve tren di Twitter.

Surat selengkapnya ada di tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.