Sukses

Jelang Pertemuan Xi Jinping dan Carrie Lam, Demonstrasi Hong Kong Kembali Rusuh

Demonstrasi Hong Kong kembali berunjung bentrok antara massa antipemerintah dengan polisi.

Liputan6.com, Jakarta - Demonstrasi Hong Kong kembali berunjung bentrok antara massa antipemerintah dengan polisi. Kepolisian Hong Kong menembakkan gas air mata dalam aksi Senin (16/12/2019) tengah malam menjelang kemungkinan pertemuan penting antara pemimpin Hong Kong dan presiden China di Beijing.

Selama kunjungan rutin di Ibu Kota China, Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, dijadwalkan bertemu dengan Presiden Xi Jinping di tengah spekulasi bahwa kunjungan tersebut mampu memberikan arahan baru dalam krisis politik di Hong Kong, termasuk kemungkinan perombakan kabinet.

Kedua pemimpin itu sebelumnya bertemu di Shanghai pada awal November saat Xi menyatakan "sangat percaya" pada Lam meski terjadi gejolak.

Namun, Lam tampak mengecilkan kemungkinan perombakan kabinet sebelum masa jabatannya berakhir, dengan mengatakan bahwa tugas pertama adalah mengekang kekerasan dan memulihkan ketertiban sambil berupaya lebih sering berdialog dengan masyarakat Hong Kong.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tantangan Xi Jinping

Hong Kong terjerumus dalam krisis politik terparah dalam beberapa dekade sejak Juni dengan kemunculan rangkaian protes antipemerintah, yang menimbulkan tantangan bagi Presiden China Xi Jinping. Kerusuhan tersebut juga mempersulit hubungan antara China dan Amerika Serikat saat ketegangan meningkat, termasuk soal perdagangan.

Pada Minggu 15 Desember sore, kelompok anak muda dengan menggunakan masker - yang geram atas apa yang mereka lihat sebagai campur tangan China dalam kebebasan- memblokade jalan di sekitar Distrik Mong Kok hingga memicu polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan taktik tongkat. Kebebasan adalah aspek yang dijanjikan bagi Hong Kong ketika bekas koloni Inggris itu diserahkan kepada pemerintahan China pada 1997. 

Penembakan gas air mata itu merupakan yang pertama kalinya dilakukan polisi dalam hampir dua pekan terakhir ini, seperti dilansir Antara.

Sejumlah benda dibakar dan lampu lalu lintas hancur sementara seorang reporter mahasiswa dari Baptist University terkena hantaman proyektil polisi di bagian wajah dan harus dirawat di rumah sakit, seperti yang diperlihatkan dalam tayangan televisi.

Segelintir demonstran berkeliaran di sejumlah mal, memblokir pintu masuk, memecahkan kaca serta meneriakkan slogan "berjuang untuk kebebasan". Banyak toko di mal yang terkena dampak tutup lebih awal setelah batalion polisi antihuru-hara menyerbu, menyemprotkan merica ke arah massa dan melakukan penangkapan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.