Sukses

Wisata Seks di Filipina Meroket Akibat SEA Games 2019?

Benarkah wisata seks di Filipina meroket akibat SEA Games 2019?

Liputan6.com, Angeles City - Dilaporkan South China Morning Post, Selasa (10/12/2019), ada kenaikan turis asing ke Angeles City yang merupakan salah satu dari 23 lokasi SEA Games. Wilayah itu dikenal sebagai red district atau destinasi lampu merah populer di Filipina.

Popularitas Angeles City juga sudah mendunia.

Dua wilayah wisata seks terkenal di Filipina adalah Angeles City dan Subic Bay yang jaraknya beberapa jam dari Manila. Para penonton SEA Games pun berpotensi terekspos wisata lampu merah itu.

Yvette Coronel, Sekretariat di Inter-Agency Coalition Against Trafficking (IACAT) yang berada di bawah Kementerian Kehakiman menyebut masalah wisata seks tidak dipertimbangkan sebelum SEA Games 2019.

"Kami harusnya mempertimbangkan itu karena Angeles dan Subic dikenal sebagai hotspots untuk perdagangan manusia," ucap Coronel. Ia pun menegaskan yang berisiko bukan atlet, tetapi penonton.

"Yang berisiko bukan atlet dari negara lain, melainkan orang-orang yang mereka bawa: anggota tim mereka dan pelatih mereka dan orang-orang yang datang untuk menyaksikan mereka. Anak-anak gadis di kota itu sangatlah rapuh," ia melanjutkan.

Terkait perdagangan manusia untuk seks, dicurigai ada wanita-wanita asing yang menjadi korban. Selama 10 hari perhelatan SEA Games, polisi sudah menyelamatkan korban trafficking dari 20 lokasi di Angeles City.

Ketika malam pembukaan SEA Games berlangsung, aparat meringkus 44 pekerja seks lepas dan terapi pijat. Mereka yang ditangkap karena tak bisa menunjukan tanda pengenal. Namun tak ada pihak pemakai jasa atau pekerja seks asing.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantahan Pemerintah Wilayah Angeles City

Pihak pemerintah wilayah Angeles City menepis tudingan pemerintah pusat. Mereka berkata tidak ada peningkatan wisata seks di kota mereka akibat SEA Games 2019.

Ini disampaikan Rhea Mutuc, kepala Departemen Turisme di Angeles City, yang menyebut tak melihat ada tanda-tanda naiknya eksploitas seksual.

"Ini adalah ajang olahraga, jadi tidak banyak risiko bagi anak-anak perempuan," ia berargumen.

"Tetapi tentunya isu keamanan kami perhatikan dengan sangat serius," imbuhnya.

Di Angeles City memang ada penambahan aparat kepolisian di lokasi venue olahraga. 

Namun, ada hal yang ganjil. Pasalnya ketika SEA Games diadakan di Jakarta tahun lalu, para panitia diminta menerapkan strategi perlindungan anak yang ekstensif demi mencegah eksploitasi seks selama ajang olahraga berlangsung.

Permintaan itu berasal dari Koalisi Hak Anak Asia (Child Rights Coalition Asia/CRC) yang turut memberi rekomendasi nomor hotline untuk melaporkan kejadian tersebut serta mengedukasi turis terkait hukum eksploitasi anak Indonesia.

Namun, kantor CRC di Filipina tidak memberi peringatan serupa pada SEA Games di negara itu. Tidak jelas apa alasan tiadanya ada peringatan eksploitasi anak dari CRC.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.