Sukses

Laporan Pemakzulan Donald Trump Sebut Presiden AS Lakukan Kesalahan Besar

Liputan6.com, Washington D.C - Panel pemimpin penyelidikan pemakzulan Presiden AS mengatakan bahwa bukti untuk memakzulkan Donald Trump atas pelanggaran di pemerintahan sangatlah besar. 

"Presiden telah menempatkan kepentingan politik pribadi di atas kepentingan nasional Amerika Serikat," kata panel tersebut dalam laporan utama kepada anggota parlemen.

Donald Trump disebut melakukan hal tersebut dengan mencoba "meminta campur tangan asing" dari Ukraina untuk membantu upaya pemilihan ulang pada 2020, sambung panel tersebut.

Seperti melansir dari BBC, Rabu (4/12/2019), laporan ini dirancang guna menjelaskan kasus pemakzulan Trump dari jabatannya.

Hingga kini Donald Trump terus membantah telah melakukan kesalahan yang dituduhkan kepadanya. Ia menggambarkan penyelidikan sebagai 'perburuan penyihir'.

Sebelum draft laporan dirilis, presiden Partai Republik menyerang penyelidikan yang dipimpin Demokrat dan menilai hal tersebut "sangat tidak patriotik".

Setelah laporan tersebut dipublikasikan, juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham mengatakan Demokrat sama sekali tidak menghasilkan bukti kesalahan dan bahwa laporan itu tidak mencerminkan apa pun selain membuat mereka frustasi. 

Laporan itu sekarang masuk ke Komite Kehakiman Pemerintah, yang akan memulai proses pada hari Rabu, 4 Desember dan mempertimbangkan tuduhan pemakzulan formal terhadap Trump.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apa Isi Laporan Tersebut?

Laporan hasil sidang pemakzulan terhadap Trump terkait masalahnya dengan Ukraina telah dipublikasikan pada Selasa, 3 Desember oleh House Permanent Select Committee on Intelligence.

Dikatakan bahwa penyelidikan telah mengungkap upaya Presiden Trump selama berbulan-bulan untuk menggunakan kekuasaan jabatannya dan meminta campur tangan asing dalam pemilihan 2020".

"Skema Presiden Trump menumbangkan kebijakan luar negeri AS ke Ukraina dan merusak keamanan nasional kita, demi dua penyelidikan bermotif politik yang akan membantu kampanye pemilihan presidennya kembali," katanya.

"Presiden Donald Trump menuntut agar Presiden Ukraina yang baru terpilih, Volodymyr Zelensky, secara terbuka mengumumkan investigasi terhadap saingan politik yang tampaknya paling ditakuti, mantan Wakil Presiden Joe Biden, dan ke dalam sebuah teori yang mendiskreditkan bahwa Ukraina, bukan Rusia, yang ikut campur dalam pemilihan presiden 2016."

Bukti kesalahan sangat besar dan begitu juga bukti penghalang Kongres, tulis laporan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.