Sukses

14 Orang Tewas dalam Baku Tembak Polisi Vs Kartel Narkoba di Meksiko

Polisi Meksiko gugur dalam melawan kartel narkoba.

Liputan6.com, Villa Union - Pertempuran maut pecah antara pasukan keamanan Meksiko melawan kartel narkoba. Kejadian berlangsung selama satu jam di kota Villa Union yang tidak jauh dari perbatasan Amerika Serikat (AS) dan Meksiko. 14 orang tewas dilaporkan dalam pertempuran.

Dilaporkan Fox 10, polisi bergerak karena kelompok bersenjata menyerang kantor-kantor pemerintahan lokal. Anggota kartel masuk ke Villa Union dengan konvoi truk. Kota Villa Union hanya berpenduduk 3.000 orang.

Gubernur Coahuila Miguel Angel Riquelme menyebut empat orang yang gugur merupakan petugas kepolisian. 10 tewas lainnya diduga adalah anggota Kartel Timur Laut.

Video-video pun sempat beredar di media sosial ketika asap hitam melambung tinggi suara peluru yang memekakan telinga terdengar di TKP. Warga pun diimbau agar tetap berada di dalam ruangan. Foto-foto dari laman Facebook Tv Laguna 4.1 menunjukan tampak depan kantor pemerintah yang habis dilubangi peluru. 

Gubernur Riquelme berkata pasukan keamanan juga akan menetap di kota selama beberapa hari untuk mengembalikan rasa keamanan. Pemerintah juga memberikan pernyataan bahwa mereka akan terus waspada terhadap serangan kartel.

"Kelompok-kelompok ini tidak akan dibiarkan masuk ke wilayah negara bagian," demikian pernyataan pemerintah Coahuila.

Belum sampai sebulan yang lalu, peristiwa nahas yang melibatkan kartel juga sempat terjadi di Meksiko. Sembilan orang warga AS tewas dalam serangan itu. Presiden AS Donald Trump pun bereaksi dan menyatakan akan memasukan kartel Meksiko ke dalam daftar teroris.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Donald Trump Janji Basmi Kartel

Presiden Amerika Serikat (AS) membuat terobosan dengan membentuk kelompok narkoba masuk ke dalam kategori teroris. Kelompok yang ditarget adalah kartel-kartel asal Meksiko yang kerap menyelundupkan narkoba.

Dilaporkan U.S. News, Trump mengaku sudah mengurus isu ini selama tiga bulan. Ia berkata proses penunjukan suatu kelompok ke daftar terorisme juga tak mudah. Pihaknya pun berkoordinasi dengan negara terkait, yakni Meksiko.

"Saya telah mengurus ini selama 90 hari terakhir. Kau tahu, penunjukan (designation) tidak semudah itu, kamu harus melalui sebuah proses, dan kita sedang memperdalam proses tersebut," ujar Trump kepada Bill O'Reilly dari Fox News.

Masalah kartel narkoba Meksiko sebetulnya sudah menjadi isu lama bagi pemerintahan Trump. Pembangunan tembok di perbatasan selatan AS juga karena ingin menangkal masuknya kartel narkoba ke AS.

Kementerian Luar Negeri Meksiko merespons dengan mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan mengadakan pertemuan level tinggi dengan pejabat Kemenlu AS terkait urusan hukum atas designation tersebut. Masalah aliran senjata dan uang ke kelompok kriminal juga turut dibahas.

"Menlu akan membangun kontak dengan Menlu AS Michael R. Pompeo untuk membahas isu yang sangat penting ini demi agenda bilateral," ujar pihak kementerian.

Sekalinya sebuah kelompok menjadi anggota teroris, maka masyarakat dilarang memberikan dukungan kepada anggota tersebut. Anggota-anggotanya pun tidak boleh masuk ke AS dan dapat dideportasi.

Donald Trump juga pernah menawarkan bantuan ke Meksiko untuk mengobarkan perang terhadap narkoba. Ia berjanji ingin "menyapu bersih para kartel dari muka bumi."

3 dari 3 halaman

Penangkapan Putra Gembong Narkoba Meksiko El Chapo Picu Baku Tembak

Pada Oktober lalu, pertempuran hebat pecah di bagian utara Meksiko setelah pasukan keamanan menangkap salah satu putra gembong narkoba yang dipenjara Joaquín Guzmán alias El Chapo.

Pertempuran itu berkecamuk selama beberapa jam setelah Ovidio Guzmán López ditemukan selama patroli rutin di Kota Culiacán. 

Cuplikan di TV Meksiko menunjukkan orang-orang bersenjata berat menembaki polisi dari  dalam kendaraan. Jasad dan barikade yang terbakar berserakan di seberang jalan.

"Guzmán kemudian dibebaskan - untuk menghindari kekerasan lebih lanjut," kata pihak berwenang. seperti dikutip dari BBC.

Menteri Keamanan Meksiko, Alfonso Durazo, mengatakan patroli Polisi Militer Nasional mendapat serangan keras dari dalam rumah tempat putra El Chapo ditahan, memaksa mereka untuk mundur demi keselamatan mereka sendiri.

"Guzmán ditangkap tetapi kemudian dibebaskan, untuk menghindari lebih banyak kekerasan di daerah itu demi nyawa personel kami dan memulihkan ketenangan di kota", papar Durazo.

Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador mengatakan dia akan menunda pertemuan dengan kabinet keamanan untuk membahas insiden itu.

Obrador terpilih dengan janji menindak kartel narkoba Meksiko, dan telah menugaskan pasukan keamanan baru, Garda Nasional, untuk memerangi mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.