Sukses

Perdana, Kelompok Bela Diri Perempuan di Suriah Buka Akademi Militer

Pasukan bela diri perempuan Suriah baru-baru ini membuka pelatihan ideologi dan militer sebelum nantinya resmi diakui sebagai pasukan tempur lokal.

Liputan6.com, Damaskus - Pasukan Bela Diri Perempuan Suriah baru-baru ini membuka akademi pertama di bagian timur laut Suriah. Akademi tersebut ditujukan untuk memberi latihan ideologi dan militer kepada pejuang-pejuang perempuan, yang secara sukarela bergabung dengan Pasukan Demokratik Suriah SDF, yang sebelumnya sempat didukung Amerika.

Dilansir dari VOA Indonesia, Sabtu (30/11/2019) akademi militer bagi Pasukan Bela Diri Perempuan Suriah ini adalah yang pertama dibuka di kota Amuda, di bagian timur laut Suriah.

Pejabat-pejabat akademi itu mengatakan tujuan utama di balik gagasan membuka pelatihan ini adalah untuk memberdayakan perempuan dan menekankan peran penting mereka di medan tempur.

"Pembukaan akademi ini hari ini dan dimulainya pelatihan mengirim pesan baik kepada rakyat kami, maupun musuh kami. Setiap orang harus tahu bahwa sewaktu kami siap damai dan berdialog, maka pasukan perempuan yang terorganisir ini juga siap melawan secara terhormat, semua jenis serangan dan ancaman yang mengganggu pencapaian kami," kata salah seorang pejabat akademi, Emina Ose.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pentingnya Peran Wanita

Sejak awal perang melawan ISIS, pejuang perempuan Kurdi telah memainkan peran utama dalam memerangi kelompok teror itu. Namun bagi mereka, perang itu bukan hanya soal memerangi terorisme, tetapi juga menentang penindasan laki-laki dalam masyarakat patriarki yang sangat kuat di Suriah.

Ketika militer Turki dan milisi sekutunya melanjutkan ofensif terhadap pasukan Kurdi di timur laut Suriah, para peserta pelatihan ini menegaskan komitmen mereka untuk mempertahankan wilayah ini.

"Berkumpulnya sejumlah pejuang perempuan ini disini merupakan indikasi ancaman yang ditimbulkan oleh Turki. Meskipun Presiden Erdogan dan lainnya mengancam kamisetiap hari, rakyat kami, patriot kami dan keluarga-keluarga martir mengatakan mereka tidak akan menyerah. Kami akan melawan. Oleh karena itu partisipasi perempuan dalam misi pertahanan diri ini dibentuk. Pembentukan misi ini dirayakat dengan antusiasme yang sangat besar dan rasa gembira," kata salah seorang akademi.

Puluhan perempuan dari bagian timur laut Suriah sudah ikut bergabung dalam akademi militer ini.

Salah seorang diantaranya adalah Nurhan Omar, yang berasal dari kota Hasakeh. Ia mengatakan satu-satunya tujuan bergabung dengan akademi itu adalah belajar mempertahankan kotanya.

"Saya mengajak seluruh perempuan untuk mengikuti Akademi Pasukan Bela Diri Perempuan Suriah ini. Anda akan lulus dengan prestasi tak ternilai. Anda tidak akan pernah menyesal datang ke sini. Anda akan lulus dengan pengetahuan yang bagus," kata Nurhan.

Sejumlah pejabat mengatakan akademi pelatihan itu menawarkan beragam program dari disiplin militer hingga sejarah perang. Salah seorang pelatih, Zinarin Qamishlo, mengatakan.

"Tujuan melibat kaum perempuan dalam misi pertahanan diri ini adalah untuk memperdalam strategi perang dan meningkatkan kemampuan mereka dalam seni bela diri dan spesialisasi tempur," kata Zinarin.

Setelah menyelesaikan pelatihan selama enam bulan, lulusan akademi ini akan secara resmi diakui sebagai bagian dari pasukan tempur lokal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.