Sukses

Inggris Akan Pulangkan Anak Yatim dari Wilayah Suriah Eks Jajahan ISIS

Inggris akan memulangkan anak-anak yatim yang merupakan warga negaranya dari Suriah yang pernah diduduki ISIS.

Liputan6.com, Damaskus - Sejumlah anak Inggris yatim piatu yang terjebak dalam perang di Suriah akan dibawa pulang ke negara asalnya, ujar menteri luar negeri Britania Raya.

Dikutip dari BBC, Jumat (22/11/2019), mereka akan menjadi warga negara Inggris pertama yang dipulangkan dari wilayah timur laut Suriah  --yang sebelumnya dikuasai oleh kelompok ISIS. 

Anak-anak yang "tidak bersalah" seharusnya "tidak pernah mengalami kengerian perang", kata Menlu Inggris Dominic Raab. 

Mereka akan dipulangkan ke Inggris dalam beberapa hari mendatang.

Untuk alasan keamanan, perincian lebih lanjut tentang pemulangan mereka tidak dapat diberikan.

Dalam sebuah pernyataan, Raab mengatakan: "Kami telah memfasilitasi kepulangan mereka ke rumah, karena itu adalah hal yang benar untuk dilakukan."

"Sekarang mereka harus diberi privasi dan diberi dukungan untuk kembali ke kehidupan normal," tambah Raab. 

ISIS pernah menguasai 88.000 km persegi (34.000 mil persegi) wilayah yang membentang dari bagian barat Suriah ke sisi timur Irak.

Nasib para militan ISIS asing dan orang asing lain yang terperangkap dalam konflik telah menjadi isu utama, sejak kekalahan kelompok ekstremis tersebut diumumkan pada Maret 2019.

Inggris enggan mengambil kembali warga dari daerah itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Setiap Negara Harus Bertanggungjawab

PBB mengatakan negara-negara harus bertanggung jawab atas warganya sendiri, kalau tidak mereka akan dituntut di Suriah sesuai dengan standar internasional.

Human Rights Watch menggambarkan repatriasi warga asing yang difasilitasi pemerintah berjalan "sedikit demi sedikit."

Dikatakan lebih dari 1.200 warga negara asing telah dipulangkan dari Suriah dan Irak ke Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, Rusia, Kosovo, dan Turki.

Alison Griffin, kepala kampanye kemanusiaan di Save The Children, mengatakan pemerintah Inggris "mengubah kehidupan anak-anak tak berdosa ini yang telah melalui hal-hal mengerikan yang jauh di luar kendali mereka".

Dia menambahkan: "Mereka sekarang akan memiliki kesempatan berharga untuk pulih, memiliki masa kecil yang bahagia dan menjalani kehidupan penuh. Kita harus bangga dengan semua orang yang telah bekerja untuk mewujudkan hal ini."

"Setiap anak yang diselamatkan adalah kemenangan belas kasih dalam menghadapi kekejaman. Kami sangat berharap ini baru permulaan," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.