Sukses

Eks Menhan Era Perang Sri Lanka Menang Pilpres 2019

Eks menteri pertahanan pada masa perang di Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa berhasil memenangkan suara dalam pemilu.

Liputan6.com, Colombo - Mantan menteri pertahanan masa perang Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah memenangkan pemilihan presiden.

Hasil resmi menunjukkan Rajapaksa, 70, memenangkan 52,25% suara, membuat saingannya Sajith Premadasa ketinggalan jauh.

Dikutip dari BBC, Senin (18/11/2019), Rajapaksa adalah pemenang mutlak di wilayah mayoritas Sinhala, sementara Premadasa mendapat suara lebih baik di wilayah utara yang didominasi Tamil.

Pemilihan ini adalah yang pertama di Sri Lanka sejak teror bom Minggu Paskah yang mematikan Maret lalu.

Militan yang terkait dengan kelompok ISIS menargetkan gereja-gereja dan hotel-hotel mewah di seluruh pulau pada bulan April, menewaskan lebih dari 250 orang. Akibatnya, keamanan nasional dipandang sebagai masalah dominan menjelang pemungutan suara.

Rajapaksa, yang telah memposisikan dirinya sebagai tokoh kuat yang dapat menjamin keamanan Sri Lanka, adalah sosok yang sangat kontroversial di antara lebih dari dua juta penduduk Tamil di negara itu.

Dia dan saudara lelakinya Mahinda Rajapaksa, mantan presiden, mempelopori kekalahan pemberontak Macan Tamil pada 2009, yang dapat mengakhiri perang selama puluhan tahun di mana sedikitnya 100.000 orang tewas.

Beberapa wartawan yang mengkritik pemerintah ketika Rajapaksa memimpin Sri Lanka dari 2005-2015 diculik, disiksa, dan dibunuh. Ribuan orang, terutama orang Tamil, lenyap dalam apa yang disebut mereka sebagai penghilangan paksa.

Awal tahun ini, Gotabaya Rajapaksa mengatakan kepada BBC bahwa tuduhan kejahatan perang terhadapnya "tidak berdasar".

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perbedaan Pilihan Masyarakat

Suara dalam pemilu tampaknya sangat terbagi jelas antara masyarakat mayoritas Buddha Sinhala dan minoritas Tamil, Hindu dan kelompok Muslim. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan rekonsiliasi di negara yang tetap terpolarisasi sepanjang garis etnis dan agama.

Setelah kemenangan pemilihannya, Rajapaksa menyerukan persatuan di negara itu.

"Adalah tugas saya untuk melayani semua warga Sri Lanka tanpa diskriminasi ras atau agama," katanya. "Aku berjanji untuk melaksanakan tugasku dengan adil."

Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyatakan keprihatinan tentang pertanggungjawaban atas pelanggaran masa perang - yang dilakukan oleh kedua belah pihak - mengingat pemilihan Rajapaksa yang sangat dekat hubungannya dengan akhir konflik.

Premadasa, yang mengambil 42% suara, mengakui kekalahannya di depan umum ketika hasil parsial menunjukkan Rajapaksa yakin akan menjadi pemenang.

"Merupakan hak istimewa saya untuk menghormati keputusan rakyat dan memberi selamat kepada Bapak Gotabaya Rajapaksa atas pemilihannya sebagai presiden ketujuh Sri Lanka," kata Premadasa.

Jumlah pemilih yang terlibat adalah 83,7%, kata komisi pemilihan. Setelah kemenangannya, Rajapaksa akan dilantik pada upacara pada hari Senin (18/11).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.