Sukses

Bom Mobil Tewaskan 19 Orang di Kota Suriah yang Dikendalikan Turki, ISIS atau...

Sebuah bom mobil menewaskan 19 orang, 13 di antaranya warga sipil, di kota Al-Bab yang dikontrol Turki di Suriah bagian utara, pada Sabtu (16/11), kata seorang pengamat perang.

Liputan6.com, Al-Bab - Sebuah bom mobil menewaskan 19 orang, 13 di antaranya warga sipil, di kota Al-Bab yang dikontrol Turki di Suriah bagian utara, pada Sabtu (16/11), kata kelompok pengamat perang.

Bom itu, yang menghantam sebuah stasiun bus dan taksi di kota itu, juga melukai 33 orang, beberapa di antaranya terluka serius, menurut Observatory for Human Rights yang bermarkas di Inggris, seperti dikutip dari the Strait Times, Minggu (17/11/2019).

Turki dan proksi Suriah-nya mengendalikan beberapa kantong wilayah di sisi perbatasan Suriah sebagai akibat dari serangan berturut-turut pada 2016-17, 2018 dan 2019.

Tidak ada klaim pertanggungjawaban langsung atas pemboman itu, tetapi Observatorium mengatakan telah terjadi insiden keamanan yang terus-menerus di kota itu sejak penangkapannya oleh pasukan Turki dari ISIS sejak Februari 2017.

Kota itu, sekitar 30 km sebelah timur laut dari kota terbesar kedua Suriah, Aleppo, adalah salah satu benteng paling barat dari "kekhalifahan" para militan teroris yang akhirnya mengalami kekalahan teritorial dari gempuran pasukan Kurdi yang didukung AS di Suriah timur sejak Maret 2019.

Simak video pillihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Turki Tuduh Kelompok Kurdi sebagai Dalang

Di sisi lain, Turki melempar telunjuk atas insiden terbaru kepada Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), sebuah sayap militer Partai Pekerja Kurdi di Turki (PKK) yang oleh Ankara dilabel sebagai teroris dan telah menjadi objek sasaran operasi militer mereka sejak Oktober 2019.

Gerilyawan Kurdi, kata Kemhan Turki, "terus menargetkan warga sipil tak berdosa menggunakan metode yang sama seperti ISIS," kata kementerian di akun Twitter.

Invasi Turki terbaru, yang bertujuan menciptakan zona penyangga (buffer zone) di sepanjang perbatasan, memicu protes dari negara Barat karena peran kunci yang dimainkan YPG dalam kampanye pimpinan AS melawan ISIS.

Operasi terbaru berhenti setelah Turki mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Rusia, pendukung utama pemerintah Suriah, untuk bersama-sama berpatroli di daerah perbatasan dan mengawasi penarikan pejuang Kurdi dari kantong baru yang dikontrol Turki di antara kota-kota Tal Abyad dan Ras al-Ain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.