Sukses

8 Gempa Bumi Paling Mematikan dalam Sejarah, Nomor 3 dari Indonesia

Berikut 8 gempa bumi paling mematikan sepanjang sejarah, salah satunya dari Indonesia.

Liputan6.com, Beijing - Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) pernah melaporkan 10 gempa bumi paling mematikan dalam sejarah, yang mana merenggut nyawa lebih dari 2,5 juta orang.

Sembilan dari gempa bumi tersebut terjadi di Asia. Korban terbanyaknya ada di Tiongkok, dengan sekitar 1,3 juta orang meninggal dalam tiga lindu besar.

Misalnya saja gempa 23 Januari 1556 di provinsi barat laut Shaanxi (sebelumnya Shensi). Diperkirakan bahwa besarnya gempa, yang terjadi pada masa Dinasti Ming, adalah 8 Skala Ritcher (SR). Hampir 830.000 penduduk diyakini tewas.

Sementara itu, dua gempa bumi paling mematikan lainnya terjadi di Iran pada lebih dari 1.100 tahun silam. Menurut sumber-sumber lisan dan tertulis, 350.000 orang kehilangan nyawa mereka dalam dua gempa.

Ada pula gempa Jepang timur yang terjadi pada 11 Maret 2011, disusul tsumani hebat, yang menewaskan 15.000 orang.

Selain tiga peristiwa alam di atas, berikut 8 gempa bumi paling mematikan sepanjang sejarah, mengutip NBC News, Jumat (15/11/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Shensi, China - 23 Januari 1556

Besar gempa: 8 SR.

Gempa ini terjadi di provinsi Shaanxi (sebelumnya Shensi), China, sekitar 50 mil timur-timur laut Xi'an, ibu kota Shaanxi. Lebih dari 830.000 orang diperkirakan telah terbunuh.

Kerusakan meluas hingga sekitar 270 mil timur laut dari pusat gempa, dengan Liuyang di Hunan ikut terdampak yang jaraknya lebih dari 500 mil.

Efek geologis yang diakibatkan oleh gempa bumi ini termasuk retakan tanah, pengangkatan tanah, subsidensi, dan tanah longsor.

Sebagian besar kota di daerah kerusakan melaporkan, banyak bangunan yang ambruk, semua rumah runtuh dan muncul celah di tanah dengan air yang menyembur keluar.

 

2. Tangshan, China - 27 Juli 1976

Besar gempa: 7,5 SR. 

Diperkirakan korban tewas mencapai 655.000 orang. Kerusakan meluas sampai ke Beijing. Ini mungkin adalah angka kematian terbesar dari gempa bumi dalam empat abad terakhir, dan terbesar kedua dalam sejarah.

3 dari 8 halaman

3. Aleppo, Suriah - 9 Agustus 1138

Besaran gempa tidak diketahui.

Laporan kontemporer mencatat, tembok-tembok kota di Aleppo runtuh dan bebatuan bak mengalir ke jalan-jalan selama gempa tersebut berlangsung.

Benteng Aleppo rata dengan tanah, menewaskan ratusan penduduk. Meskipun masyarakat di Aleppo adalah komunitas terbesar yang terkena dampak gempa bumi ini, namun kemungkinan Aleppo tidak menderita kerusakan terburuk.

Selang beberapa waktu pasca-gempa, Tentara Salib Eropa membangun benteng di dekat Harim, yang terkena gempa. Benteng Muslim di Al-Atarib juga hancur, dan beberapa kota serta benteng kecil menjadi puing-puing.

Gempa itu konon dirasakan sejauh Damaskus, sekitar 220 mil ke selatan.

Di sisi lain, gempa bumi Aleppo adalah yang pertama dari beberapa gempa yang terjadi antara 1138 dan 1139, yang menghancurkan daerah di Suriah utara dan Turki barat.

4 dari 8 halaman

4. Aceh, Indonesia - 26 Desember 2004

Besar gempa: 9,1 SR.

Ini adalah "tiga besar gempa bumi paling mematikan" di dunia sejak 1900 dan terbesar sejak gempa Alaska 1964. Secara total, 227.898 orang tewas dan hilang, sekitar 1,7 juta orang terlantar akibat gempa bumi dan tsunami yang juga terjadi di 14 negara di Asia Selatan dan Afrika Timur.

Pada Januari 2005, jumlah korban meninggal menjadi 286.000. Pada April 2005, perkiraan jumlah korban hilang menjadi lebih dari 50.000.

5 dari 8 halaman

5. Haiti - 12 Januari 2010

Besar gempa: 7 SR. 

Menurut perkiraan resmi, 300.000 orang terluka, 1,3 juta orang terlantar, 97.294 rumah hancur dan 188.383 rumah rusak di daerah Port-au-Prince dan di banyak bagian selatan Haiti.

Termasuk di antaranya 4 orang yang terbunuh oleh tsunami lokal di daerah Petit Paradis, dekat Leogane. Gelombang tsunami juga dilaporkan terjadi di Jacmel, Les Cayes, Petit Goave, Leogane, Luly dan Anse a Galets.

6 dari 8 halaman

6. Damghan, Iran - 22 Desember 856

Besar gempa tidak diketahui.

Gempa ini menghantam hingga 200 mil dari timur laut Iran, dengan pusat gempa langsung di bawah kota Demghan, yang pada saat itu adalah ibu kota. Sebagian besar kota hancur, beserta daerah sekitarnya. Sekitar 200.000 orang terbunuh.

 

7. Ardabil, Iran - 23 Maret 893

Besar gempa tidak diketahui.

Tiga puluh tujuh (37) tahun setelah gempa bumi Damghan, lindu besar menerjang Ardabil dengan kekuatan yang belum bisa diketahui hingga kini.

Korban meninggal berjumlah 150.000 jiwa dan menghancurkan kota terbesar di bagian barat laut Iran ini. Ardabil kembali diguncang gempa fatal pada 1997.

7 dari 8 halaman

7. Kanto, Jepang - 1 September 1923

Besar gempa: 7,9 SR.

Gempa bumi ini membawa kerusakan parah di daerah Yokohama, termasuk kebakaran yang melahap sekitar 381.000 dari lebih dari 694.000 rumah yang hancur sebagian atau seluruhnya.

Meskipun sering dikenal sebagai Gempa Besar Tokyo (Great Tokyo Fire), kerusakannya paling parah terjadi di Yokohama. Tanah di pantai utara Teluk Sagami naik 6 kaki dan terjadi perpindahan horizontal sejauh 15 kaki di Semenanjung Boso.

8 dari 8 halaman

8. Ashgabat, Turkmenistan - 5 Oktober 1948

Besar gempa: 7,3 SR.

Gempa ini membawa kerusakan parah di Ashgabat (Ashkhabad) dan desa-desa terdekat, di mana hampir semua bangunan bata runtuh, struktur beton rusak berat dan kereta barang tergelincir.

Kerusakan dan korban juga tercatat di daerah Darreh Gaz, negara tetangga Iran. Banyak sumber resmi menyebutkan total korban mencapai 10.000 orang, tetapi rilis berita dari pemerintah yang baru merdeka pada 9 Desember 1988, memberi tahu bahwa jumlah korban yang benar adalah 110.000.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.