Sukses

Banjir Besar Picu Venesia Umumkan Status Darurat Bencana

Akibat gelombang pasang yang terjadi, Venesia terkena dampaknya dilanda banjir besar.

Liputan6.com, Venesia - Venesia mengalami gelombang pasang tertinggi kedua dalam sejarah. Bencana ini mengancam laguna rapuh dan bangunan era Renaissance, ketika Wali Kota Luigi Brugnaro bersiap menyatakan keadaan darurat dan mengatakan perubahan iklim mengancam kota maritim bersejarah tersebut.

Dikutip dari Bloomberg, Kamis (15/11/2019), banjir memuncak pada ketinggian 187 sentimeter (74 inci) di atas batasnya. Ini merupakan yang tertinggi sejak 1966. Brugnaro memperingatkan bahwa kemungkinan banjir ini akan memiliki dampak abadi terhadap kota.

"Ini adalah efek dari perubahan iklim," katanya dalam sebuah posting Twitter.

Dengan industri tradisional yang mulai meninggalkan daerah itu, Kementerian Pembangunan Italia telah menyatakan wilayah Venesia tengah berada dalam krisis industri.

Para kritikus menuduh bahwa pihak berwenang telah membuat terlalu banyak konsesi untuk industri pariwisata, dengan mengorbankan kebijakan lingkungan berkelanjutan yang seharusnya dapat melindungi kota dari banjir.

Laporan 2017 oleh Badan Nasional Italia untuk Teknologi Baru, Energi dan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan memperingatkan bahwa Venesia akan tenggelam dalam waktu satu abad, jika perubahan iklim tidak melambat dan pertahanan yang memadai tidak diterapkan.

Kerusakan di Venesia terjadi setelah satu minggu cuaca ekstrem di seluruh negeri. Tiga wilayah selatan berada dalam siaga badai maksimum saat angin kencang dan hujan es menghantam daerah itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Usaha Pemerintah Italia

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan sidang kabinet darurat digelar Kamis 14 November, membahas permintaan Venesia untuk dana darurat setelah kota itu dilanda banjir terburuk dalam lebih dari 50 tahun. Demikian dikutip dari VOA Indonesia

Perdana Menteri Conte kemudian pergi ke Basilika Santo Markus Rabu malam untuk memeriksa kerusakan di sana, setelah bertemu pihak berwenang setempat, di kota yang dibangun di atas jaringan kanal-kanal.

"Sekarang adalah tahap kami memverifikasi kerusakan. Tentu saja, kami bertemu semua pihak berwenang di sana, tetapi kami tidak dalam posisi untuk menghitung kerusakan, karena perlu ada investigasi khusus.

Kami mendapat permintaan dari Gubernur Veneto, Luca Zaia, untuk menyatakan keadaan darurat. Besok, kami akan rapat kabinet teknis untuk mempertimbangkan permintaan itu, dan pada tahap ini, tidak ada alasan untuk menolak keadaan darurat dan karena itu kami akan memberikan bantuan tahap pertama," kata Conte.

"Tanpa memberi kerangka waktu, Conte mengatakan, apa yang disebut sebagai proyek "Moses", dinding bawah laut yang bisa dipindah-pindah guna membatasi banjir di Venesia, akan dituntaskan."

Pecinta lingkungan menentang proyek itu karena khawatir akan merusak ekosistem laguna yang rentan. Tetapi, penyelesaian proyek itu tertunda karena pembengkakan biaya dan skandal korupsi, dan tidak jelas kapan akan dituntaskan.

Banjir itu disebabkan hujan lebat bertepatan bulan purnama yang menyebabkan air pasang tinggi yang masuk ke Venesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.