Sukses

Hidup di Negara Miskin, 2 Wanita Pakistan Bunuh Diri

Dua wanita asal Pakistan melakukan bunuh diri dengan membawa bayinya.

Liputan6.com, Islamabad - Kepolisian Pakistan masih menyelidiki kasus bunuh diri yang dilakukan oleh dua perempuan di salah satu area termiskin di bagian selatan Pakistan. 

Jasad dari kedua perempuan yang diidentifikasi bernama Nathu Bai dan Veeru Bai, yang memiliki bayi laki-laki ditemukan di pekarangan tempat mereka tinggal.

Keduanya telah menikah dengan pria yang bekerja sebagai buruh tani di sebuah tanah milik warga lokal di dekat kota Islamkot.

Dilansir dari BBC, Rabu (6/11/2019), hingga kini masih belum jelas apa alasan mereka melakukan bunuh diri. Namun, para aktivis setempat mengatakan bahwa telah terjadi serangkaian kejadian bunuh diri di daerah itu.

Daerah gurun Thar di Pakistan selatan memang kaya akan sumber daya alam namun masih menjadi daerah termiskin di negara tersebut.

Polisi mengatakan mereka masih belum mengetahui motif di balik aksi bunuh diri kedua wanita di desa Kehri.

"Saya pribadi langsung pergi ke situs itu. Tampaknya itu merupakan kejadian bunuh diri, meskipun kami masih menyelidiki alasannya," ujar Kepala Kantor Polisi stempat, Inspektur Kabeer Khan.

"Sangat sulit bagi saya untuk mengatakan mengapa mereka melakukannya. Ini adalah musim panen sehingga kita tidak bisa mengatakan kelaparan bisa menjadi alasan. Tetapi Anda tidak bisa mengesampingkan ketegangan domestik yang disebabkan oleh terlalu banyak bekerja atau kelalaian," tambahnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dua Wanita Pelaku Aksi Bunuh Diri

Nathu Bai dan Veeru Bai merupakan perempuan berusia awal 20-an yang telah menikah dengan dua saudara laki-laki, Chaman Kohli dan Pehlaj Kohli.

Putra Veeru Bai saat ini masih berusia satu tahun.

Selama enam bulan terakhir kedua pasangan itu telah tinggal di pertanian agak jauh dari desa untuk membantu memanen tanaman jagung, kata seorang warga.

Ketika penduduk setempat melihat mayat-mayat perempuan itu pada hari Minggu pagi, mereka segera memberi tahu polisi.

Dr Pushpa Ramesh, yang memeriksa jenazah di rumah sakit di Islamkot malam itu, mengatakan kepada BBC bahwa tidak ada cedera atau tanda-tanda trauma pada tubuh yang ditemukan.

"Ibu, saudara laki-laki mereka, dan mertua semuanya ada di sini. Mereka hancur oleh kesedihan," katanya.

3 dari 3 halaman

Tak Ada yang Tahu Alasannya

Allah Jodio, yang tinggal di lingkungan yang sama dengan Kohlis, mengatakan bahwa ia telah bertanya kepada para suami dari kedua wanita dan ayah mertua mereka tentang apa yang bisa menyebabkan mereka melakukan bunuh diri.

"Tetapi mereka mengatakan tidak ada alasan yang jelas. Tidak ada hal signifikan yang terjadi," katanya.

Jodio yakin ketegangan domestik mungkin berada di balik tragedi itu.

"Anda lihat, orang-orang kami sangat miskin dan sering hidup dari satu makanan ke makanan lainnya. Dan mereka telah bekerja di pertanian selama beberapa bulan terakhir. Ada banyak yang salah dan perlu diperbaiki, jadi pasti ada kemarahan argumen. Keduanya masih muda, dan pasti telah mengambil langkah bencana dalam kemarahan mereka. "

Setidaknya 59 orang telah bunuh diri di wilayah Thar tahun ini, termasuk 38 wanita dan dua anak, sementara sekitar 198 bunuh diri dilaporkan pada tahun 2018, menurut kelompok masyarakat sipil, Aware.Org.

Alasan yang dikutip adalah meningkatnya kemiskinan, dan perpindahan penduduk yang disebabkan oleh proyek pertambangan batubara.

Para aktivis mengatakan ini dan faktor-faktor lain termasuk ketegangan domestik adalah hal biasa.

Situasi menjadi lebih buruk dengan tidak adanya jaringan pengamanan dari pemerintah untuk membantu mereka yang rapuh dan rentan.

Wilayah ini dihuni terutama oleh umat Hindu berkasta rendah, yang merupakan minoritas di Pakistan yang sangat Muslim.

Mereka pada umumnya dipandang rendah oleh pemilik tanah lokal, yang mencakup beberapa orang Hindu kasta atas, dan populasi Muslim yang lebih luas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.