Sukses

5 Pria Spanyol Lolos dari Dakwaan Perkosaan karena Korban Tidak Sadar

Pengadilan Barcelona, Spanyol membebaskan lima pria terduga pemerkosa seorang gadis, hanya karena korban dalam kondisi tidak sadar dan tidak memberikan perlawanan.

Liputan6.com, Barcelona - Sebuah pengadilan di Barcelona membebaskan lima pria dari dakwaan kekerasan seksual pada Kamis, 31 Oktober 2019, setelah mengatakan perbuatan mereka tidak memenuhi unsur pidana pemerkosaan berdasakan hukum lokal. Hal ini karena, korban yang masih remaja saat itu sedang tidak sadar dan tidak melakukan perlawanan

Dikutip dari CNN pada Sabtu, (2/11/2019) di bawah hukum Spanyol, suatu perbuatan hanya dapat digolongkan sebagai pemerkosaan jika pelaku menggunakan kekerasan atau intimidasi.

Karena korban berusia 14 tahun itu tidak sadarkan diri, mereka didakwa dengan pasal pelecehan seksual yang derajat hukumnya lebih rendah.

Kasus itu memperbaharui tekanan pada pemerintah untuk mereformasi hukum dan menetapkan bahwa setiap tindakan seksual tanpa persetujuan merupakan perkosaan atau menurut definisi hukum di Spanyol, kekerasan seksual --yang derajat hukumnya lebih tinggi dengan vonis yang lebih berat.

Pengadilan Barcelona menghukum kelima pria itu 10 hingga 12 tahun penjara, meskipun ada tuntutan bahwa mereka harus didakwa dengan pasal yang derajatnya lebih berat dan serius.

Latar Belakang Kasus

Kasus terjadi di sebuah pesta di Manresa, sebuah kota di barat laut Barcelona, ​​pada 2016. Pengadilan mendengar bahwa kelompok itu berpesta di sebuah pabrik yang ditinggalkan, ketika korban mengonsumsi "alkohol dan narkoba" dan menjadi tidak sadar.

Para lelaki kemudian bergiliran memerkosa korban, menurut sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situs web pengadilan.

"Serangan seksual pada korban sangat intens dan sangat merendahkan derajat, dan di samping itu, itu dilakukan oleh anak di bawah umur yang berada dalam situasi tak berdaya," kata pengadilan dalam siaran pers.

Kendati demikian, pengadilan mengatakan serangan itu hanya diklasifikasikan sebagai pelecehan seksual karena "telah terbukti bahwa korban, sementara peristiwa itu terjadi, berada dalam keadaan tidak sadar," menurut sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situs webnya.

Pengadilan juga memberi ganti rugi kepada korban yang jika dikonversikan bernilai sekitar Rp 187 juta. Dua pria lagi yang menghadiri pesta itu dibebaskan dari semua kejahatan, kata pengadilan.

Simak Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kejadian Serupa

Sidang itu memicu protes di seluruh Spanyol yang mengingatkan akan tanggapan terhadap kasus serupa di mana lima orang, yang dijuluki "Wolf Pack," pada awalnya dibebaskan dari pemerkosaan dan dinyatakan bersalah atas pelecehan. Mahkamah Agung Spanyol membatalkan keputusan itu pada Juni 2019 setelah satu tahun protes massa. Meja hijau akhirnya menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara kepada para pria itu karena pemerkosaan.

Keputusan tersebut memicu kemarahan warga dan akhirnya melakukan unjuk rasa dengan berkumpul di depan pengadilan selama berbulan-bulan, dengan memegang poster bertuliskan "Ini Pemerkosaan".

Asosiasi Hakim Wanita Spanyol yang giat menyerukan reformasi hukum, mendesak pemerintah untuk bertindak cepat.

Lucia Avilés, seorang hakim dan anggota asosiasi, mengatakan di Twitter pada hari Jumat, 1 Novemver 2019 bahwa masalah ini belum diatasi, meskipun fakta bahwa Spanyol telah menandatangani dan meratifikasi Konvensi Istanbul tentang Kekerasan Terhadap Perempuan, yang menetapkan bahwa seks tanpa persetujuan adalah perkosaan.

 

Reporter: Windy Febriana

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.