Sukses

Punya Firasat Tak Enak, 4 Orang Ini Ramalkan Tragedi Tenggelamnya Titanic

Meskipun banyak orang di dunia memandang Titanic "tidak dapat tenggelam," ada beberapa orang yang memiliki firasat atau ramalan tentang bencana maritim paling ternama dalam sejarah tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 10 April 1912, RMS Titanic berlayar dalam pelayaran perdananya dari Southampton, berkunjung ke Cherbourg, Prancis, dan Queenstown, Irlandia, tetapi tidak pernah sampai ke tujuan akhirnya di New York, AS.

Tragisnya, kapal yang terkenal itu bertabrakan dengan gunung es pada pukul 11.40 malam pada 14 April, yang membuatnya tenggelam ke Samudera Atlantik Utara pada pukul 02.20 tanggal 15 April 1912. Akibatnya, lebih dari 1.500 penumpang dan kru Titanic kehilangan nyawa dan hanya 705 orang selamat.

Meskipun banyak orang di dunia memandang kapal mewah Titanic sebagai "tidak dapat tenggelam," ada beberapa orang yang memiliki firasat atau ramalan tentang bencana maritim paling ternama dalam sejarah tersebut.

Berikut empat di antaranya, seperti dikutip dari Listverse, Jumat (1/11/2019):

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Firasat Morgan Robertson dalam Bukunya

Sebuah buku berjudul 'Futility' ditulis oleh Morgan Robertson 14 tahun sebelum tenggelamnya RMS Titanic. Namun, meskipun tenggelam dalam fiksi, plot buku itu mirip bencana maritim nyata pada tahun 1912. Ini menceritakan kisah kapal mewah terbesar di dunia, yang disebut Titan, yang tenggelam ke Samudra Atlantik Utara setelah tabrakan dengan gunung es.

Morgan Robertson menyatakan dia tidak memiliki kemampuan psikis, karena novel ini didasarkan pada pengetahuannya tentang tren pembuatan kapal dan pemahaman tentang bahaya kapal modern.

Namun, kesamaannya lebih dari sedikit aneh. Setelah semua, baik fiksi dan liner nyata diyakini "praktis tidak dapat tenggelam", dan keduanya berukuran sama pada sekitar 270 meter panjangnya, mampu mencapai kecepatan 20 knot, dan menampilkan jumlah sekoci yang nyaris tidak legal. Terlebih lagi, mereka berdua tenggelam 400 mil laut dari Newfoundland, Kanada, pada suatu malam di bulan April.

3 dari 5 halaman

2. William Thomas Stead dalam Cerpennya

Dikutip dari The Vintage News, 26 tahun sebelum Titanic memulai pelayaran perdananya, seorang jurnalis investigasi Inggris bernama William Thomas Stead menuliskan sebuah cerita pendek (cerpen) aneh, yang mana alur cerita dari cerpen itu dikaitkan dengan tragedi Titanic.

Dalam cerpen berjudul "Bagaimana Kapal Pengangkut Surat Atlantik Tenggelam" pada tahun 1886, Stead menceritakan kisah kapal transatlantik yang sempat tenggelam saat mengangkut 916 penumpang. Itu juga menggambarkan pemandangan mengerikan orang-orang yang tenggelam karena kurangnya sekoci, yang dia percaya suatu hari nanti bisa menjadi kenyataan.

4 dari 5 halaman

3. Edith Rosenbaum dan Rasa Depresinya

Edith Rosenbaum, juga dikenal sebagai Edith Russell, adalah penumpang kelas satu berusia 33 tahun, yang bepergian dengan RMS Titanic setelah mewartakan mode di Paris 'Easter Sunday Races. Sementara dia menyatakan kapal itu adalah "perahu paling indah yang dapat Anda pikirkan."

Edith mengirim surat kepada sekretarisnya dari Queenstown, yang berbunyi, "Saya akan mengambil istirahat yang sangat saya butuhkan dalam perjalanan ini, tapi saya tidak bisa melupakan perasaan depresi dan firasat masalah saya. Betapa aku berharap ini berakhir!"

Setelah Titanic menabrak gunung es, Edith berhasil melarikan diri di Lifeboat 11 dengan babi mainan kecilnya, dan musiknya dilaporkan memberikan banyak kenyamanan bagi para penumpang. Dia diselamatkan dengan selamat dari sekoci empat jam kemudian, dan melakukan perjalanan ekstensif sepanjang hidupnya, selamat dari berbagai tornado, kecelakaan mobil, dan kecelakaan kapal lainnya.

5 dari 5 halaman

4. Alex Mckenzie yang Mendengar Bisikan

Meskipun naik RMS Titanic di Southampton sebelum berlayar, Alex Mackenzie mendengar suara yang memperingatkannya bahwa dia akan kehilangan nyawanya jika dia tetap berada di kapal.

Pria 24 tahun itu berjalan di sepanjang gang ketika sebuah suara di kepalanya memperingatkannya untuk tidak bepergian dengan Titanic.

Namun, ketika dia melihat sekeliling, tidak ada yang hadir. Sambil mengabaikan peringatan itu, dia terus berjalan hanya untuk mendengarnya untuk yang kedua dan kemudian ketiga, dengan setiap peringatan terdengar lebih kuat dari yang terakhir.

Saat itulah ia memutuskan untuk meninggalkan perjalanan dan kembali ke kota asalnya, Glasgow, Skotlandia.

Pemuda Skotlandia itu menerima tiket kelas dua atau tiga dari kakek-neneknya.

Karena dia telah membuang tiket mahal itu , keluarganya kurang senang dengan kepulangannya; namun, mereka segera lega dengan keputusannya ketika berita tentang bencana itu pecah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini