Sukses

Tumpang Tindih, Bola Api Muncul Bersamaan dengan Hujan Meteor Taurid

Di antara hujan meteor Taurid yang memuncak pada malam Halloween, muncul pula bola api. Simak cara melihatnya.

Liputan6.com, Oklahoma City - Bagi mereka yang tinggal di belahan Bumi utara, memasuki musim gugur (23 September - 21 Desember) menandakan hari yang lebih dingin, malam yang lebih panjang, dan banyak bintang jatuh.

Ada dua hujan meteor yang akan menghiasi langit pada malam Halloween (31 Oktober) hingga awal November: Taurid Utara dan Taurid Selatan.

Taurid Selatan berasal dari puing-puing Enke's Comet, sedangkan Taurid Utara datang dari asteroid 2004 TG10.

Puncak kedua dan ketiga dari Taurid Selatan terjadi pada 1 dan 15 November, sementara Taurid Utara pada 3 November, demikian seperti dikutip dari Forbes.com, Kamis (31/10/2019). 

Diperkirakan sekitar lima atau 10 meteor per jam akan tampak di angkasa. Semua objek antariksa itu disebabkan ketika atmosfer Bumi menerobos masuk ke dalam debu dan partikel yang ditinggalkan oleh komet atau asteroid di Tata Surya.

Ditambah dengan jalur orbit Bumi yang panjang yang mengelilingi matahari. American Meteor Society (AMS) melaporkan, hujan meteor Taurid Selatan dan Taurid Utara memiliki kecepatan 28 km/detik dan ini termasuk laju yang sangat lambat.

"Duo Taurid ini tidak dikenal karena jumlahnya yang banyak, melainkan karena bola api yang mereka hasilkan," kata astronom amatir Bob Lunsford yang menulis di situs web American Meteor Society.

Sebagian besar bintang jatuh yang biasanya terjadi sepangjang tahun belum tentu menghasilkan bola api super terang dan bola api berikutnya kemungkinan kembali muncul pada 2022.

"Bola api Taurid terjadi setiap tahun ... mereka juga diketahui terpecah sebelum benar-benar hancur," kata AMS.

"Bola api Taurid juga bisa berwarna-warni, namun warna paling umum yang tercipta adalah oranye karena terkait dengan hujan meteor ini."

Jika orbit komet berputar di sekitar matahari dan melalui jalur orbit Bumi di sekitar matahari, jejaknya akan meninggalkan partikel bagi Bumi untuk "menabrak" di beberapa titik.

Saat atmosfer Bumi menghantam partikel-partikel itu, mereka memanas, yang menyebabkan mereka menyala ketika mereka mengeluarkan energi. Lalu, terbakar menjadi meteor.

Taurid Selatan memiliki aliran yang cukup tersebar, karena hujan meteor ini aktif dari 10 September hingga 20 November. Sementara itu, Taurid Utara, yang berasal dari aliran terpisah, aktif sejak 20 Oktober sampai 10 Desember. Itulah mengapa, duo Taurid tersebut akan tumpang tindih di langit.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waktu yang Pas Melihat Hujan Meteor Taurid

Awal November, ketika dua hujan meteor tumpang tindih, Anda dapat melihat sekitar 5 hingga 10 bintang jatuh per jam. Baik Taurid Selatan dan Taurid Utara disisipkan dengan bola api cerah.

Taurid Selatan secara teknis memuncak pada Oktober, tetapi hujan meteor ini masih diprediksi menampilkan bola api pada awal November. Sementara itu, untuk Taurid Utara, puncaknya adalah pukul 18.00 EST pada 12 November 2019 atau 05.00 WIB pada 13 November 2019.

Kehadiran itu tepat sebelum Bulan purnama (yang akan membuat mereka lebih sulit untuk dilihat). Jadi, menurut Travel and Leisure, mulailah mencari lebih awal pada November ketika langit paling gelap dan dua hujan kedua hujan meteor terjadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.