Sukses

AS Rilis Cuplikan Seputar Kematian Bos ISIS, Beberkan Lebih Banyak Detail

Jenderal AS yang mengawasi penyerbuan kompleks persembunyian pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi merilis sejumlah cuplikan seputar kematian teroris paling dicari itu.

Liputan6.com, Washington DC - Jenderal Amerika Serikat yang mengawasi penyerbuan kompleks persembunyian pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi merilis sejumlah cuplikan seputar kematian teroris paling dicari itu, beserta beberapa rincian perihal operasi yang berlangsung di Suriah pada akhir pekan kemarin.

Jenderal Frank McKenzie, Komandan Komando Pusat Amerika Serikat (USCENTCOM) yang mengawasi area operasi Timur Tengah mengatakan, "Pasukan AS menemukan Baghdadi bersembunyi di sebuah terowongan ketika pasukan AS sudah semakin dekat untuk menangkapnya," kata McKenzie, ketika AS merilis foto dan video pertama pada Rabu 30 Oktober 2019, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (31/10/2019).

"Baghdadi meledakkan (rompi/sabuk) bom yang dia kenakan untuk bunuh diri dan (turut menewaskan) dua anak kecil yang bersamanya. Jumlah dua anak itu adalah perubahan dari apa yang kami perkirakan, karena kami awalnya mengira ada tiga anak bersamanya."

Kedua bocah tampaknya berusia di bawah 12 tahun, imbuh McKenzie.

Setelah misi selesai, AS bergerak untuk menghancurkan kompleks persembunyian yang terletak di Suriah barat laut, agar lokasinya tidak dijadikan tempat pemujaan bagi simpatisan Abu Bakr al-Baghdadi.

"Tempat itu sudah rata dengan tanah dengan lubang besar sekarang," lanjutnya.

Di antara cuplikan yang dirilis Kementerian Pertahanan adalah rekaman hitam-putih kasar pasukan AS mendekati kompleks tembok tinggi dengan berjalan kaki, serta video yang menunjukkan sekitar selusin militan tak dikenal yang melepaskan tembakan ke helikopter yang mengangkut para Pasukan AS ke situs tersebut.

Gambar kompleks yang terisolasi sebelum dan sesudah operasi juga dirilis.

Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon merilis foto seputar operasi penyerbuan kompleks persembunyian pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi di Suriah. Teroris paling dicari itu bunuh diri dengan rompi peledak ketika hendak ditangkap. (Pentagon / AP)

Dalam menguraikan operasi, jenderal mengatakan al-Baghdadi telah berada di kompleks persembunyian itu "selama periode yang cukup lama", tetapi tidak menjelaskannya secara rinci.

Pasukan AS berangkat dari lokasi yang dirahasiakan dari dalam Suriah. Mereka terbang dengan helikopter selama satu jam untuk mencapai kompleks persembunyian Baghdadi, tambah Jenderal McKenzie.

Baghdadi diidentifikasi dengan membandingkan DNA-nya dengan sampel yang dikumpulkan pada 2004 ketika ia ditangkap oleh pasukan AS di Irak.

Serangan itu juga memungkinkan AS untuk mengumpulkan sejumlah besar "dokumentasi" dan elektronik, kata McKenzie, tetapi tidak mau menjelaskan lebih lanjut.

Pasukan AS juga meringkus 11 anak-anak tanpa cedera dari kompleks persembunyian Abu Bakr al-Baghdadi. Sementara empat perempuan dan dua laki-laki yang mengenakan rompi bunuh diri dan menolak untuk menyerah terpaksa ditembak mati di tempat, jenderal itu menambahkan.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

AS Bersiap Atas Potensi Balas Dendam ISIS

Meskipun operasi penyerbuan Abu Bakr al-Baghdadi sukses, Jenderal Frank McKenzie mengatakan bahwa ISIS belum sepenuhnya dikalahkan.

"Akan memakan waktu bagi mereka untuk membentuk kembali seseorang yang mampu memimpin organisasi, dan selama periode waktu itu tindakan mereka mungkin sedikit terputus-putus," kata jenderal itu.

"Tapi mereka tetap berbahaya. Kami curiga mereka akan mencoba beberapa bentuk serangan pembalasan, dan kami telah bersiap untuk hal itu."

Sebelumnya pada Rabu, penjabat Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kevin McAleenan mengatakan pada rapat dengar pendapat di Kongres AS bahwa badan keamanan federal telah diingatkan tentang potensi kematian al-Baghdadi yang bisa menginspirasi pengikutnya untuk melancarkan serangan "segera setelah itu."

Russell Travers, penjabat Direktur Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional AS (mengatakan pada sidang yang sama bahwa ia tidak percaya kematian al-Baghdadi akan memiliki "banyak dampak" pada organisasi.

"Jika ada serangan signifikan yang ada dalam perencanaan, perencanaan itu akan berlanjut. Itu tidak akan banyak berpengaruh," kata Travers.

Di Suriah dan Irak, ia menambahkan, ISIL memiliki setidaknya 14.000 militan.

"Angka itu signifikan," kata Travers. "Karena lima, enam tahun yang lalu, ketika ISIS berada di titik terendah, mereka turun di bawah seribu. Bagi kami, ini memberitahu kita bahwa pemberontakan memiliki banyak opsi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.