Sukses

Kematian Pemimpin ISIS Menguntungkan Donald Trump Jelang Pilpres AS 2020?

Donald Trump dikabarkan merayakan keberhasilannya menangkap bos ISIS.

Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Donald Trump merayakan kematian Abu Bakr al-Baghdadi, yang dianggapnya sebagai angin segar dalam masa kepresidenannya yang terus menuai kritik.

Bahkan Demokrat mengakui bahwa seorang presiden yang tengah dilanda penyelidikan pemakzulan dan kritik bipartisan karena menarik pasukan AS keluar dari Suriah utara itu mendapat kemenangan yang sangat dibutuhkan yang dapat membantu kampanye Pilpres 2020 mendatang.

"Sayangnya, itu sangat baik untuk Trump karena itu semacam kepercayaan padanya pada saat profilnya mengenai kebijakan luar negeri dan keamanan nasional telah mendapat pukulan besar," kata Celinda Lake, seorang politikus Demokrat mantan penasihat kampanye eks-wakil presiden Joe Biden.

Namun kemenangan untuk Trump tidak pernah datang tanpa catatan. Deskripsi gamblang Trump pada hari Minggu 27 Oktober tentang kematian Baghdadi "yang merengek, menangis dan menjerit" dirusak pada Senin 28 Oktober ketika Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan Militer AS, mengatakan pada konferensi pers di Pentagon bahwa ia tidak dapat mengonfirmasi rincian itu dan tidak mengetahui sumber informasi Trump.

Trump mengatakan dia mungkin akan merilis beberapa video serangan Pasukan Khusus yang menyebabkan pemimpin ISIS untuk meledakkan rompi bunuh diri di sebuah terowongan daripada menyerah pada AS.

Pentagon memiliki pengawasan lewat udara terhadap situs tersebut, tetapi tidak diketahui apakah pasukan AS mengenakan kamera tubuh yang memberikan video tambahan.

Trump tampak tidak gentar oleh kritik terhadap retorikanya atau ejekan keras yang dia terima saat menghadiri pertandingan World Series pada Minggu malam di Washington.

"Dia seharusnya terbunuh bertahun-tahun yang lalu," kata Trump pada konferensi para kepala polisi di Chicago. "Presiden lain seharusnya menangkapnya."

Politikus sering menggunakan peristiwa terkini untuk mengumpulkan uang atau membangun jaringan pendukung. Namun Trump mematahkan tradisi dengan cara menyerang balik lawan-lawan politiknya, sebuah taktik yang cenderung dilakukan demi menyenangkan pendukungnya.

"Ini adalah sesuatu yang dapat digunakan seorang presiden untuk menyatukan orang dan membangun dukungan untuk agenda keamanan nasionalnya, tetapi umumnya dilakukan dengan cara yang agak tenang," kata Ryan Williams, seorang konsultan Partai Republik.

Williams, seorang pembantu kampanye presiden 2012 Mitt Romney, mengenang bahwa Presiden Barack Obama menyampaikan pidato pada Mei 2011 setelah sebuah tim yang dipimpin CIA diam-diam memasuki Pakistan untuk membunuh Osama bin Laden.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ogah Akui Keberhasilan Obama Tangkap Osama Bin Laden

Meskipun Trump sangat ingin mengklaim kredit untuk misi Baghdadi, ia menolak untuk memberikan kredit kepada Obama karena mengalahkan Osama bin Laden, dalang serangan 9/11.

"Berhentilah memberi selamat kepada Obama karena membunuh Bin Laden. Navy SEALs (pasukan khusus AL-AS) yang membunuh Bin Laden," ia menulis lewat Twitternya saat debat presiden 2012 setelah Romney memberikan pujian kepada Obama.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, Biden menyebut misi Baghdadi sebagai "kemenangan bagi keamanan nasional Amerika" dan dia memuji Trump karena telah memberikan lampu hijau.

"Tetapi ketika rincian serangan itu muncul, jelas bahwa kemenangan ini bukan karena kepemimpinan Donald Trump," kata Biden. "Itu terjadi terlepas dari ketidakmampuannya sebagai panglima tertinggi."

Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri mengatakan Pentagon telah mempercepat misi itu karena "situasi kacau" yang mengikuti keputusan Trump ketika tiba-tiba bulan ini menarik pasukan AS dari Suriah utara, meninggalkan Kurdi yang didukung AS di daerah itu.

Dampak politik dari serangan Baghdadi bisa bergeser seiring waktu.

Demokrat sering mengutip kematian Osama bin Laden selama kampanye 2012, mengklaim "Bin Laden sudah mati dan General Motors masih hidup" untuk menyoroti prestasi luar negeri dan domestik Obama, termasuk menyelamatkan industri mobil setelah resesi 2008.

 

Bagi Trump, misi Baghdadi dapat mencegah kritik dari para pemilih independen yang prihatin dengan catatan kebijakan luar negerinya yang kurang baik. Itu juga termasuk pertempurannya dengan sekutu Eropa, kegagalannya untuk menyelesaikan perjanjian dengan China dan Korea Utara, serta pengabaian sekutu militer AS di Suriah.

Trump sekarang memiliki tanggapan terhadap kritik-kritik itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.