Sukses

3 Menteri Kabinet Jokowi Jilid 2 Ini Jadi Sorotan Dunia

Sejumlah media asing turut mengulas menteri Jokowi jilid 2 atau Kabinet Indonesia Maju. Berikut beberapa di antaranya.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 34 menteri Jokowi dan empat pejabat setingkat menteri telah dilantik pada Rabu, 23 Oktober 2019. 18 kursi di antaranya diisi oleh sosok dari kalangan profesional non partai politik, sedangkan 16 kursi diisi sosok berlatar belakang partai politik.

Meski ada beberapa muka lama yang pada periode sebelumnya sudah menjabat menteri, sosok baru dalam kabinet Jokowi Jilid 2 ini tak kalah jadi sorotan. Beberapa di antaranya bahkan mencuri perhatian dunia.

Sejumlah media asing turut mengulas menteri Jokowi di Kabinet Indonesia Maju. Berikut beberapa di antaranya, yang Liputan6.com rangkum, Sabtu (26/10/2019):

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Nadiem Makariem

Setelah dilantik Presiden Joko Widodo pada Senin 21 Oktober, Nadiem Makarim resmi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di Kabinet Indonesia Maju.

Nadiem Makarim adalah salah satu pengusaha muda yang sukses di Indonesia dengan perusahaan yang didirikannya sejak 2010, Gojek.

Di usia 35 tahun, yang terbilang masih muda, ia sudah menempati kursi kementerian Indonesia.

Tak hanya Nadiem Makarim saja yang menjabat sebagai menteri muda dari Tanah Air di daftar menteri Jokowi Jilid 2. Sejumlah menteri dengan usia tergolong muda juga terdapat di negara lain.

3 dari 4 halaman

2. Sri Mulyani

Sri Mulyani kembali menjadi menteri dalam kabinet pemerintahan Jokowi. Ia terpilih sebagai menteri keuangan periode 2019-2024.

"Beliau menugaskan saya untuk tetap menjadi menteri keuangan," kata Sri di Istana Kepresidenan, Selasa (22/10/2019).

Terpilihnya Sri Mulyani sebagai menteri keuangan ternyata mencuri perhatian dunia. Sejumlah media asing mengangkat berita terkait pemilihannya.

Media Prancis, Euronews.com, mengangkat isu terpilihnya mantan Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu itu dalam artikel berjudul "Indonesia's Indrawati to stay on as finance minister".

"Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada hari Selasa bahwa ia telah diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk tetap di posnya...," tulis Euronews.com yang dikutip Selasa.

Sementara dari Asia, New Straits Times, mengulas isu tersebut dalam "Indonesia's Indrawati to stay on as finance minister". Media Malaysia ini menyoroti bahwa calon menteri yang diundang ke Istana Presiden semuanya mengenakan kemeja putih dan sebagian besar menolak untuk mengkonfirmasi posisi yang ditawarkan menjelang pengumuman resmi pada Rabu, 23 Oktober 2019.

Terpilihnya wanita Indonesia pertama yang pernah menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia sebagai menteri keuangan juga mencuri perhatian Negeri Tirai Bambu. South China Morning Post memuatnya dalam tulisan berjudul "Indonesia’s Jokowi keeps finance minister with rock star appeal, Sri Mulyani, in new cabinet".

Media Kanada, BNN Bloomberg, juga turut menuliskan bahwa menteri keuangan terbaik Asia pada 2006 itu kembali terpilih sebagai menteri keuangan di Kabinet Indonesia Kerja jilid II, dengan "Indrawati Reappointed as Finance Minister in Indonesia Cabinet".

Dari Inggris, kantor berita Reuters mengulas terpilihnya Sri Mulyani di periode kedua pemerintahan Presiden RI dalam tulisan bertajuk "Indonesia's Indrawati to stay on as finance minister".

4 dari 4 halaman

3. Prabowo

Keputusan Presiden RI Joko Widodo untuk menunjuk mantan saingan semasa Pilpres 2019, Prabowo Subianto sebagai anggota kabinetnya pada periode kepresidenan kedua, menuai sorotan media asing.

Outlet surat kabar Singapura, Strait Times, menyorot keputusan Jokowi untuk menjadikan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan RI dengan tajuk berita berjudul; "Indonesians angry, disappointed over Jokowi's decision to include Prabowo in new Cabinet."

"Perubahan posisi partainya (Gerindra yang dipimpin Prabowo) --menjadi pro-pemerintah-- telah lama diantisipasi setelah pembicaraannya dengan partai pengusung Jokowi, PDI-P," tulis koresponden Strait Times di Indonesia, Linda Yulisman, dikutip pada Rabu (23/10/2019).

Sementara itu, media Qatar Al Jazeera turut menyorot dengan berita berjudul "Indonesia's Widodo appoints challenger Prabowo to Cabinet."

"Presiden Indonesia Joko Widodo, pada Rabu, menunjuk Prabowo Subianto --pemimpin oposisi Jokowi selama periode presidensi pertamanya dan saingan tunggal dalam pemilu sengit April lalu-- sebagai menteri pertahanan, sebuah langkah yang diperkirakan akan menuai kontroversi," tulis Al Jazeera, mengutip kantor berita internasional Reuters.

Outlet majalah Jepang, Nikkei Asian Review, menulis berita berjudul, "Jokowi brings rival Prabowo into broad Indonesia coalition."

"Presiden Indonesia Joko 'Jokowi' Widodo membawa pemimpin oposisi kunci ke dalam kabinet barunya pada Rabu, di mana ia mencari stabilitas politik untuk mendorong reformasi yang sulit hingga pemindahan ibu kota," tulis Shotaro Tani untuk Nikkei.

Sementara itu, outlet media bisnis Amerika Serikat, Bloomberg, mengomentari; "...Prabowo Subianto, penantang (Joko) Widodo dalam Pilpres 2019 dan 2014, masuk dalam kabinet untuk memperluas partai koalisi pendukung pemerintahannya hingga hampir 75 persen kursi di parlemen," tulis Arys Aditya dan Viriya Singgih untuk Bloomberg.com dalam artikel berjudul 'Jokowi’s Cabinet Is a Blend of Politicians, Tycoons, and Technocrats'.

Ulasan tajam datang dari outlet koran Inggris the Guardian, yang menulis tajuk berita berjudul 'Dark day for human rights': Subianto named as Indonesia's defence minister."

"Seorang mantan menantu mendiang diktator Suharto, Subianto dituduh mengatur penculikan dan penyiksaan terhadap para aktivis menjelang demonstrasi anti-pemerintah pada tahun 1998 ketika ia adalah seorang komandan tentara. Dia tidak pernah didakwa sehubungan dengan dugaan insiden tersebut," tulis Jamie Fullerton untuk theGuardian.com.

Mengutip wawancara Fullerton dengan Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid, jurnalis harian Inggris itu menulis, "Merupakan hari yang gelap bagi hak asasi manusia di negara ini, (jika) ia (Prabowo) mendapatkan pekerjaan (sebagai menteri) pertahanan."

Presiden Jokowi, didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin, melaksanakan pelantikan jajaran puluhan menteri dan pejabat tinggi Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara pada Rabu 23 Oktober 2019.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.