Sukses

Tuntut Presiden Mundur, Masyarakat Chile Gelar Pawai Damai Pasca-Demo Ricuh

Masyarakat Chile mengadakan aksi unjuk rasa demi memperjuangkan keadilan untuk menuntut sang presiden mundur.

Liputan6.com, Santiago - Sekitar satu juta orang berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa damai di pusat kota Chile, penuntut pemerintah untuk menindaklanjuti kasus ketidakadilan.

Para demonstran telah berjalan sepanjang beberapa mil mengitari kota sambil mengibarkan bendera dan menyuarakan reformasi. 

Dilansir dari BBC, Sabtu (26/10/2019), gubernur ibu kota Santiago mengatakan bahwa hal itu menjadi momen sejarah bagi Chile karena demo telah berlangsung selama beberapa hari terakhir.

Presiden Sebastan Pinera mengatakan bahwa pemerintah telah mendengar tuntutan masyarakat.

"Kami telah berubah. Pawai yang berlangsung dengan damai dan menjunjung keadilan menjadi harapan bagi masa depan," isi cuitan Twitternya.

Sebelumnya pada hari Jumat, para politisi dan pejabat harus dikawal keluar dari gedung Kongres di kota Valparaiso, mereka terpaksa dievakuasi setelah para aktivis anti-pemerintah memaksa untuk masuk.

Dikutip dari The Guardian, pada aksi demonstrasi besar itu, pihak kepolisian terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa yang berubah menjadi semakin anarkis. 

Tak hanya massa yang memenuhi jalanan dan melakukan demonstrasi, ternyata mobil-mobil dan truk turut mengadakan aksi demonstrasi di atas jalan tol.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tuntutan Masyarakat Chile

Gubernur Santiago, Karla Rubilar mengatakan satu juta orang telah melakukan pawai di ibu kota, di mana jumlah tersebut merupakan lebih dari lima persen populasi negara.

Di Twitter, Santiago mengatakan para pengunjuk rasa mewakili mimpi untuk Chile yang baru.

Para pengunjuk rasa juga turun ke jalan-jalan di setiap kota besar Chile.

"Kami meminta keadilan, kejujuran, pemerintahan etis," kata Francisco Anguitar, salah seorang demonstran berusia 38 tahun kepada kantor berita AFP di Santiago.

Banyak peserta turut menyerukan pengunduran diri Presiden Piñera.

3 dari 3 halaman

Latar Belakang Masalah

Protes awalnya dipicu oleh kenaikan tarif metro (kendaraan umum) yang sekarang ditangguhkan tetapi kemudian berkembang menjadi keluhan yang lebih luas atas biaya hidup dan ketidaksetaraan.

Pada hari-hari berlangsungnya demonstrasi, penjarahan dan aksi pembakaran terjadi saat unjuk rasa. Setidaknya, 16 orang telah tewas sejak kerusuhan yang dimulai seminggu lalu. Akibatnya, ratusan orang terluka dan lebih dari 7.000 orang telah ditahan.

Militer Chile telah mengambil alih keamanan di Santiago, yang sekarang dalam keadaan darurat dengan aturan jam malam dan 20.000 polisi dikerahkan ke jalanan.

Chile adalah salah satu negara terkaya di Amerika Latin tetapi juga salah satu memiliki tingkat ketidaksetaraan yang tinggi. Chile memiliki tingkat kesetaraan pendapatan terburuk di antara 36 negara anggota Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Pada hari Rabu, Presiden mengumumkan reformasi yang bertujuan untuk mengakhiri protes, termasuk meningkatkan pensiun dasar dan upah minimum.

Namun usahanya ternyata tidak banyak membantu dalam memadamkan kerusuhan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.