Sukses

Ilmuwan Teliti Tingkat Stres pada Tikus untuk Obat Penyakit Mental pada Manusia

Ilmuwan AS telah melakukan penelitian pada sekelompok tikus untuk mengendarai mobil kecil untuk melihat tingkat kesetresan mereka.

Liputan6.com, Virginia - Ilmuwan AS telah melaporkan keberhasilan mereka dalam melatih sekelompok tikus untuk mengendarai mobil kecil dengan imbalan sereal 'Froot Loops'. Penelitian ini menunjukkan, tingkat stres tikus-tikus itu berkurang saat bermain dengan mobil.

Seorang peneliti senior, Kelly Lambert dari University of Richmond mengatakan, studi mereka tidak hanya menunjukkan seberapa canggih otak tikus, tetapi suatu hari dapat membantu dalam mengembangkan bentuk pengobatan non-farmasi baru untuk penyakit mental, demikian seperti dikutip dari AFP pada Kamis (24/10/2019).

Kelly juga mengatakan dia telah lama tertarik pada neuroplastisitas - bagaimana otak berubah sebagai respons terhadap pengalaman dan tantangan - dan khususnya ingin mengeksplorasi mengenai seberapa baik tikus yang ditempatkan di tempat yang kaya akan stimuli dengan tikus yang hanya di lab.

Dia dan rekannya memodifikasi car kit robot dengan menambahkan wadah makanan plastik bening untuk membentuk kompartemen pengemudi dengan plat aluminium yang diletakkan di bagian bawah.

Sebuah kawat tembaga dijalin secara horizontal melintasi kabin untuk membentuk tiga batang: kiri, tengah dan kanan. Ketika seekor tikus menempatkan dirinya di lantai aluminium dan menyentuh kawat, sirkuit itu selesai dan mobil bergerak ke arah yang dipilih.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tikus bisa Dilatih

Tujuh belas tikus dilatih selama beberapa bulan untuk berkeliling arena 150 sentimeter kali 60 sentimeter yang terbuat dari kaca plexiglass.

Menulis di jurnal Behavioral Brain Research, para peneliti mengatakan hewan-hewan itu memang bisa diajari untuk bergerak maju serta mengarahkan dalam pola navigasi yang lebih kompleks.

Seperti yang dia duga, Kelly menemukan bahwa hewan-hewan yang dipelihara di lingkungan yang kaya stimuli berkinerja jauh lebih baik daripada rekan-rekan tikus lab mereka, tetapi "sebenarnya cukup mengejutkan bagi saya bahwa mereka jauh lebih baik," katanya.

Kotoran tikus dikumpulkan setelah percobaan mereka untuk menguji hormon stres kortikosteron serta dehydroepiandrosterone, yang melawan stres.

3 dari 3 halaman

Para Tikus Merasa Senang

Semua tikus yang menjalani pelatihan memiliki tingkat dehydroepiandrosterone yang lebih tinggi, menunjukkan keadaan yang lebih santai, yang dapat dikaitkan dengan kepuasan mendapatkan penguasaan atas keterampilan baru, yang disebut sebagai "self-efficacy".

Terlebih lagi, tikus yang mengemudi sendiri menunjukkan tingkat dehydroepiandrosterone yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang hanya penumpang ketika manusia mengendalikan kendaraan, yang berarti mereka kurang stres - sesuatu yang akan akrab bagi pengemudi kursi belakang yang gugup.

Kelly mengatakan kalau penelitian ini bisa digunakan untuk bentuk pengobatan baru bagi orang yang menderita masalah kesehatan mental.

 

Reporter: Windy Febriana

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini