Sukses

Es di Arktik Mencair, 5 Pulau Baru yang Tidak Diketahui Sebelumnya Terkuak

Mencairnya es di Arktik mebuat 5 pulau baru ini muncul. Perubahan iklim nyata adanya.

Liputan6.com, Arktik - Lima pulau baru ditemukan di Kepulauan Novaya Zemlya yang terpencil, Arktik. Nusa-nusa ini tidak pernah diketahui sebelumnya, menurut konfirmasi angkatan laut (AL) Rusia.

Dalam konferensi pers yang menandai penyelesaian ekspedisi AL yang berlayar ke Franz Josef Land, Wakil Laksamana Alexander Moiseyev dari Northern Fleet (Armada Utara) Rusia menjelaskan pulau-pulau itu terungkap karena mencairnya gletser di wilayah tersebut.

"Fakta ini disebabkan oleh perubahan kondisi es," kata Moiseyev kepada media di Moskow, dikutip dari Science Alert, Rabu (23/10/2019).

"Kami pikir, es-es itu adalah bagian dari gletser utama (disebut Vylki alias Nansen). Pencairan, kehancuran, dan perubahan suhu menyebabkan pulau-pulau ini terbongkar."

Penemuan kelima pulau di Arktik itu pertama kali diumumkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada Agustus, tetapi sebenarnya penemuan mereka sudah pernah terungkap pada 2016, ketika insinyur Marina Migunova mengamati massa daratan yang tidak terdeteksi dalam citra satelit saat dirinya mengerjakan sebuah makalah penelitian.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ada Pulau Kecil dan Besar

Dalam ekspedisi baru, para peneliti angkatan laut mensurvei topografi dari lima pulau, yang terletak di Teluk Vize di Pulau Severny, Kepulauan Novaya Zemlya. Pulau-pulau ini diperkirakan telah muncul dari lapisan es yang menutupinya sekitar 2014.

Dalam hal ukuran, pulau-pulau itu berkisar dari sangat kecil hingga sangat besar. Dua yang terkecil sekitar 30 x 30 meter. Sedangkan yang terbesar bersifat ekspansif, mencakup wilayah sekitar 54.500 meter persegi.

Mengenai stabilitas jangka panjang dari massa daratan yang baru terungkap, ilmuwan menegaskan bahwa persoalan ini masih terlalu dini untuk dijelaskan, karena gletser yang mencair diketahui merusak kestabilan tanah yang ada di bawahnya --kehilangan lapisan es pembenteng di atasnya.

"Hari ini, sulit untuk mendapatkan kesimpulan tentang pentingnya dan masa hidup pulau," kata Kapten Kelas Satu Alexei Kornis, Kepala Layanan Hidrografi Armada Utara.

Selain itu, ia mencatat bahwa seorang ahli geologi dalam ekspedisi tersebut menyimpulkan bahwa pulau-pulau ini mungkin hanya bertahan satu dekade atau kurang.

Meskipun demikian, Kornis mengatakan dia telah mengamati ganggang, kehidupan tanaman, dan burung yang ada di pulau-pulau itu, di samping bukti hewan darat yang lebih besar di ekosistem yang masih muda.

"Kami telah mendapati sisa-sisa segel yang terkoyak oleh beruang," ujar Kornis. "Jadi, jika semua ini berhasil 'mengakar', pulau-pulau itu akan selamat."

3 dari 3 halaman

Arktik Merespons Perubahan Iklim

Ketika dunia menjadi kian panas dalam merespons pemanasan global antropogenik (bersifat buatan manusia), kelima pulau ini hanyalah salah satu dari permulaan transformasi daratan yang terjadi di wilayah kutub yang mencair di Bumi.

Saat berlayar kembali, ekspedisi angkatan laut Rusia tidak hanya mengonfirmasi penemuan lima pulau baru dalam perjalanan mereka.

Selama perjalanan, massa daratan keenam yang sebelumnya tidak diketahui juga terdeteksi, terletak di selat yang baru terbentuk di kepulauan Franz Josef Land.

Menurut angkatan laut Rusia, pulau-pulau baru ini tidak sendirian, setidaknya ada selusin pulau baru yang muncul di wilayah Arktik dalam beberapa tahun terakhir.

"Penemuan pulau lantaran mencairnya gletser Nansen bukanlah kejutan, karena gletser hanyalah sungai es yang mengangkut salju dan es yang dipadatkan dari dataran tinggi ke laut," kata ahli kelautan Tom Rippeth dari Bangor University di Wales.

"Ketika iklim memanas, gletser menyusut dan mengekspos tanah di bawahnya. Ini adalah gejala lain dari peningkatan pemanasan global yang berdampak di Kutub Utara. Di wilayah ersebut, suhu rata-rata sekitar 5 hingga 6 derajat Celsius lebih hangat saat menanggapi perubahan iklim."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.