Sukses

Bikin Sedih, Domba Populer Pemilik Bulu 41 Kg Mati Mendadak

Pengasuh domba Chris di Australia mengatakan bahwa hewan itu mati mendadak.

Liputan6.com, Jakarta Chris si domba Merino yang terkenal karena menjadi pemilik bulu terberat di dunia dilaporkan mati di Australia.

Pada Selasa 22 Oktober 2019, pengasuhnya di sebuah peternakan di New South Wales mengatakan bahwa ia mati karena usia tua.

"Kami patah hati karena kehilangan jiwa yang manis, bijak, dan ramah ini," tulis Little Oak Sanctuary secara online, seperti dikutip dari BBC.

Chris diperkirakan berusia 10 tahun, umur rata-rata seekor domba merino.

Menurut seorang penjaga binatang bernama Kate Luke, domba itu tampak sehat dalam beberapa hari terakhir. Kepada The Canberra Times ia mengatakan bahwa "kematiannya tiba-tiba".

Bagi banyak orang, Chris terkenal karena bulunya yang tebal. Sementara bagi para staf, binatang itu memiliki arti lebih dari itu.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menarik Perhatian Pada 2015

Chris itu menarik perhatian dunia pada 2015, setelah ditemukan di alam liar dengan wol selama enam tahun.

Proses pemotongan bulu yang menyelamatkan jiwa si domba kemudian dilakukan. Hasil pencukuran mendapati 41,1 kg (88lb) bulu yang kemudian dikonfirmasi sebagai rekor dunia.

Chris mencuri perhatian sejak terlihat dan diselamatkan di dekat Canberra empat tahun lalu.

Pada saat itu, para ahli kesejahteraan hewan memperingatkan bahwa berat wol - hampir lima kali ukuran normal, memiliki risiko bagi kesehatannya.

Wol itu kemudian dicukur oleh pencukur profesional, Ian Elkins, yang mengatakan dia belum pernah melihat yang seperti itu selama 35 tahun bekerja.

Ratusan warga Australia kemudian sukarela mengadopsi domba, dan mantel wolnya yang besar dipajang di Museum Nasional Australia. Kisah itu juga direkam dalam buku bergambar untuk RSPCA.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.