Sukses

Organisasi Mahasiswa China di Australia Dituduh Jadi Mata-Mata Kedutaan Tiongkok

Kedutan besar China di Australia dituding memanfaatkan organisasi induk mahasiswa China Australia di Canberra dan mendanainya untuk memata-matai mahasiswa dan intelektual China

Liputan6.com, Canberra - Kedutan besar China di Australia dituding memanfaatkan organisasi induk mahasiswa China Australia di Canberra dan mendanainya untuk memata-matai mahasiswa dan intelektual China yang sedang menjalani studi di Australian National University (ANU).

Organisasi bernama Asosiasi Mahasiswa China di Australia di ACT atau CSSA ACT mempromosikan diri sebagai kelompok otonom dan memiliki cabang di berbagai universitas di seluruh Australia.

Namun, sebuah dokumen baru yang diperoleh dari hasil investigasi bersama Four Corners-Background Briefing mengungkapkan misi CSSA di Canberra adalah untuk membantu Kedutaan Besar Republik Rakyat China sambil membantu mahasiswa China dan mempromosikan pertukaran.

Akta pendirian CSSA ACT yang diajukan pada tahun 2012, menyebutkan peran asosiasi tersebut adalah untuk memfasilitasi hubungan antara kedutaan dengan mahasiswa dan cendekiawan China, sementara dewan eksekutifnya harus berkomunikasi dengan kedutaan secara teratur.

Asosiasi tersebut dituduh telah mempromosikan propaganda China serta membantu Pemerintah China mengawasi mahasiswa China yang menuntut ilmu di luar negeri.

Di Canberra asosiasi ini juga menghadapi tuduhan melakukan sensor di kampus dan memata-matai mahasiswa di Australian National University (ANU).

CSSA ACT, yang menyelenggarakan berbagai acara dan memberikan dukungan bagi mahasiswa China di Canberra, mengklaim saat ini memiliki anggota 5.500 mahasiswa dari total 8.600 mahasiswa China di kota itu.

Dokumen-dokumen yang didapatkan dalam investigasi ini juga mengungkapkan semua mahasiswa dan cendekiawan China di wilayah ACT secara otomatis menjadi anggota organisasi ini.

Semua anggota diharapkan untuk "mendukung dan secara aktif [terlibat] dalam acara-acara asosiasi dan mengikuti keputusan komite eksekutif ".

Organisasi ini dioperasikan oleh mahasiswa yang pro pemerintah dan menerima dana dari kedutaan.

Salah satu tujuan asosiasi ini adalah untuk mencintai tanah air mereka dan setidaknya satu anggota komite, pada saat bergabung, mendaftarkan alamatnya sebagai kedutaan besar China.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kata Analis

Alex Joske, seorang analis dari Institut Kebijakan Strategis Australia dan lulusan ANU, mengatakan bahwa universitas terlalu menyambut baik badan yang berpihak pada China seperti CSSA.

"Saya pikir universitas memiliki masalah yang sangat serius," katanya.

"Mereka membiarkan kelompok-kelompok seperti CSSA tumbuh dan berkembang di kampus-kampus, membangun pengaruh mereka, membangun sumber daya mereka, dan pada dasarnya memberikan Pemerintah China saluran langsung ke kehidupan para mahasiswa China bahkan ketika mereka berada di luar perbatasan China."

CSSA ACT mendaftarkan kantor pusatnya di ANU, tetapi pihak universitas membantah memiliki afiliasi atau mengakui secara formal kehadiran organiasi itu di kampus mereka.

Namun hingga Maret lalu, CSSA ACT terdaftar sebagai klub yang berafiliasi dengan serikat mahasiswa.

Rektor ANU, Profesor Brian Schmidt mengatakan dirinya tidak mengetahui dokumen pendirian atau mandat bahwa semua mahasiswa China di ACT secara otomatis menjadi anggota CSSA.

"Penting untuk meninjau dan memastikan bahwa organisasi ini konsisten dengan nilai-nilai yang dianut oleh ANU," katanya.

Tetapi Profesor Schmidt mengatakan bahwa Pemerintah China secara nyata tidak menjalankan kampanye campur tangan di kampus ANU.

"Mereka jelas memiliki minat untuk melakukan percakapan dengan mahsiswa mereka di sini, dan itu sama dengan yang dilakukan kebanyakan kedutaan," katanya.

"Ada banyak siswa di sini, tetapi di dalam kampus kami mereka memiliki kemampuan untuk mengekspresikan diri, menjadi bagian dari kampus kami, menjadi bagian dari kebebasan yang melekat dalam masyarakat Australia."

3 dari 3 halaman

Minim Berkomentar

Pihak CSSA sendiri tidak bersedia menanggapi pemberitaan ini.

Merujuk pada situs resmi CSSA ACT, selain di ANU, organisasinya juga memiliki cabang di CSIRO, Akademi Angkatan Pertahanan Australia (ADFA) dan Universitas Canberra.

Namun ADFA membantah ada cabang CSSA ACT di akademi mereka.

Bulan lalu, CSSA ACT dilaporkan mengumpulkan jumlah paspor yang hadir pada perayaan ulang tahun ke-70 Pemerintah China di Canberra.

Pada 2017, CSSA ACT menerima dana dari kedutaan China untuk membiayai bendera, transportasi dan biaya hukum selama kunjungan Perdana Menteri China Li Keqiang, seperti diungkapkan oleh Four Corners.

Rekam jejak CSSA di yurisdiksi lain juga kontroversial.

Cabang CSSA ACT di Universitas Adelaide juga dilaporkan tidak terdaftar karena tidak mengikuti proses demokrasi di kampus dan cabang mereka di Tasmania diduga juga mengeluhkan materi gerakan pro-Hong Kong di kampus.

Pada tahun 2011, Universitas Cambridge tampaknya telah menghapus afiliasi mereka dengan CSSA di kampus mereka, sementara Universitas Columbia New York untuk sementara waktu melarang CSSA membuka cabang di kampus mereka pada tahun 2015.

Bulan lalu, anggota CSSA Kanada juga dituduh mengintimidasi mahasiswa yang berbicara menentang Pemerintah China.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini