Sukses

Hari Pengurangan Risiko Bencana Sedunia, Urgensi Mitigasi bagi Masyarakat Global

13 Oktober ditetapkan sebagai Hari Pengurangan Risiko Bencana sejak 1989 oleh PBB dengan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mengendalikan risiko yang dihadapi masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Hari Pengurangan Risiko Bencana Sedunia (The International Day for Disaster Risk Reduction) mempromosikan budaya global akan kesadaran risiko dan pengurangan bencana dengan merayakan bagaimana orang-orang di seluruh dunia mengurangi paparan mereka terhadap bencana.

Setiap tahun, bencana yang disebabkan oleh bahaya akan memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.

Melalui kegiatannya di bidang pendidikan, ilmu sosial dan alam, budaya dan komunikasi dan informasi, UNESCO mendukung Negara-negara Anggota dalam implementasi Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana.

Implementasi ini didukung PBB dan diselaraskan dengan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim.

Mengutip laman UNESCO, Minggu (13/10/2019), banyaknya situs warisan dan repositori budaya yang menjadi infrastruktur kritis terkena dampak bencana di seluruh dunia.

Pada 2018, atas permintaan Negara Togo, UNESCO mengirim misi darurat ke Koutammakou, Tanah Situs Warisan Dunia Batammariba (Togo) setelah runtuhnya konstruksi Sikh selama musim hujan.

Misi ini mengadakan sesi kerja dengan pihak berwenang di berbagai tingkat, anggota masyarakat dan layanan teknis. Kunjungan lapangan ke situs Koutammakou memungkinkan untuk menilai situasi. Misi ini didanai oleh Heritage Emergency Fund dan menggarisbawahi perlunya memberikan dukungan keuangan untuk pekerjaan renovasi di lokasi.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tema Pada 2019

Di tahun ini, tema berlanjut sebagai bagian dari kampanye 'Tujuh Sendai', berpusat pada tujuh target Kerangka Sendai.

Tema ini akan fokus pada Target Kerangka Sendai, 'Secara substansial mengurangi kerusakan bencana pada infrastruktur kritis dan gangguan layanan dasar, di antaranya fasilitas kesehatan dan pendidikan, termasuk melalui pengembangan ketahanan mereka pada tahun 2030.'

Mengingat tingginya angka kematian, terutama dalam gempa bumi dan tsunami, sangat penting bahwa kehati-hatian diambil untuk memastikan bahwa sekolah dan rumah sakit dibangun untuk bertahan lama.

Bidang infrastruktur kritis lainnya yang membantu mencapai target Kerangka Sendai yaitu mencakup utilitas dan layanan yang berpotensi menyelamatkan jiwa, seperti pasokan makanan dan air, energi, telekomunikasi, dan transportasi.

3 dari 3 halaman

Mengurangi Risiko Bencana

Pada 2016, peluncuran kampanye 'Sendai Seven' oleh UNDRR --yang berpusat pada tujuh target Kerangka Sendai-- yang pertama adalah mengurangi angka kematian akibat bencana.

Kampanye tersebut berupaya menciptakan gelombang kesadaran tentang tindakan yang diambil untuk mengurangi kematian di seluruh dunia.

Target tahun lalu berfokus pada pencegahan, perlindungan dan pengurangan jumlah orang yang terkena dampak bencana.

Sendai Seven Campaign adalah kesempatan bagi semua, termasuk pemerintah, pemerintah daerah, kelompok masyarakat, organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, organisasi internasional dan keluarga PBB.

Ini untuk mempromosikan praktik terbaik di tingkat internasional, regional dan nasional di semua sektor, untuk mengurangi risiko bencana dan kerugian bencana.

 

Reporter: Aqilah Ananda Purwanti

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.