Sukses

Pria Berpisau Tikam Pengunjung di Mal Manchester, 5 Orang Terluka

Seorang pria berpisau menikam sejumlah pengunjung di Arndale Centre, Manchester.

Liputan6.com, Manchester - Orang-orang Manchester sekali lagi menghadapi momok terorisme. Pada Jumat 11 Oktober 2019 pagi, seorang pria melakukan serangan di sebuah pusat perbelanjaan, menikam orang secara acak.

"Tiga orang menderita luka-luka pisau dan dua lainnya terluka dalam serangan di Arndale Centre," demikian dilaporkan The Telegraph, Sabtu (12/10/2019).

Setelah menerjang pembeli dengan senjata besar, tersangka berkelahi dengan dua petugas pendukung komunitas polisi yang heroik.

Pria berpisau itu mengejar para petugas itu, ia akhirnya berhasil dilumpuhkan di jalan luar Arndale Centre oleh beberapa rekan petugas yang bersenjata dan mengerahkan taser --senjata kejut.

Tersangka yang diidentifikasi berusia 40 tahun dari daerah Manchester diperiksa oleh spesialis anti-teror atas dugaan mengatur, mempersiapkan dan menghasut tindakan terorisme setelah ia ditangkap.

Dia kemudian ditahan di bawah Undang-Undang Kesehatan Mental setelah menjalani pemeriksaan dokter. Pernyataan itu telah dikonfirmasi oleh Polisi Greater Manchester.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kronologi Penyerangan

Insiden penyerangan di mal ini terjadi dua setengah tahun setelah bom Manchester Arena. Sebanyak 22 orang tewas dan hampir 150 orang lainnya terluka.

Polisi mengatakan peristiwa itu membawa kembali kenangan peristiwa mengerikan itu, mereka tidak percaya ada ancaman yang lebih luas terhadap kota tersebut.

Kekacauan dimulai tepat setelah pukul 11.15 ketika orang banyak di Arndale Centre - tempat pemboman IRA 1996 - mulai padat menjelang jam makan siang pada hari Jumat.

Saksi mata menggambarkan melihat seorang pria mengenakan pakaian hitam bergerak melalui area Exchange Court dari pusat perbelanjaan dan tiba-tiba mulai menerjang pengunjung dengan pisau besar.

Seorang saksi mata menyatakan dia mendengarnya pelaku berteriak "Ini untuk rakyatku." Dalam hitungan detik, tersangka telah menyerang lima orang yang berdiri, meninggalkan tiga orang terluka karena pisau.

Salah satu korban yang ditusuk dilaporkan berusia 19 tahun pada, ia tengah bersama teman-temannya ketika serangan itu terjadi.

Seorang wanita muda, yang diyakini sebagai teman korban, menulis di Facebook: "Kita semua sangat terguncang dan tidak bisa selama hidup memahami bagaimana seseorang bisa begitu rendah untuk melakukan ini. Saya tidak bisa mengenali wajah pria itu dan pisau melintasi kepalaku dalam waktu singkat."

Seorang pekerja toko, yang hanya menyebut namanya Jordan, mengatakan, "Seorang lelaki berlarian dengan pisau menerjang banyak orang, salah satunya datang ke toko saya yang terlihat terguncang dengan tergores kecil.

"Segera setelah itu, staf keamanan mengatakan kepada semua staf ritel untuk menutup pintu mereka dan memindahkan masyarakat ke belakang toko."

Janet Loudon, 21, menggambarkan bagaimana pembeli mulai melarikan diri dalam kepanikan ketika seseorang berteriak bahwa ada bom.

Dia berkata: “Saat itulah saya mendengar bahwa orang-orang telah ditikam dan semua orang panik. Kami melihat seorang korban dibungkuk oleh ATM, yang merupakan pemandangan mengerikan dan dia dibawa pergi untuk ditolong."

 

3 dari 3 halaman

Duka PM Inggris

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dia terkejut dengan kejadian itu. 

"Doa untuk para korban luka dan semua yang terkena dampak," kata PM Boris Johnson melalui Twitter.

"Terima kasih kepada layanan darurat kami yang merespons dan yang sekarang sedang menyelidiki penyebabnya."

Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel menyatakan terima kasihnya kepada layanan darurat.

"Saya, seperti biasa, sangat berterima kasih kepada polisi karena berlari ke arah bahaya untuk menjaga kami tetap aman," tulis Priti Patel di Twitter. 

Shadow Home Secretary Inggris, Diane Abbott mengatakan terkejut dan sedih mendengar tentang peristiwa yang telah terjadi di Arndale Centre di Manchester.

"Aku akan terus mencari informasi terkini tentang situasi tersebut," ujar Diane Abbott.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.