Sukses

Senapan Mesin hingga Jet Tempur, 3 Senjata Militer Tertua Inventaris Pentagon

Berikut tiga senjata militer tertua inventaris Pentagon, tidak pernah rusak dan tidak pernah diperbaiki.

Liputan6.com, Washington DC - Untuk sebuah negara dengan anggaran pertahanan US$ 600 miliar, Amerika Serikat ternyata masih menggunakan banyak peralatan militer tua.

Beberapa peninggalan kuno sengaja disimpan karena masih berfungsi dengan sangat baik dan tidak ada yang bisa untuk menggantikannya.

Dalam kasus lain, sejumlah upaya pernah dilakukan pejabat Pentagon untuk mengganti peralatan tersebut, namun gagal. Biasanya karena alasan yang berkaitan dengan kompleksitas atau biaya.

Mengutip Popular Mechanics, Jumat (4/10/2019), berikut tiga contoh yang senjata militer tertua AS yang masih digunakan hingga saat ini.

Meskipun salah satu dari peralatan itu berasal dari zaman Perang Dunia I, Pentagon tidak memiliki rencana untuk 'memensiunkan' mereka dalam waktu dekat.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Senapan Mesin Berat M2

Senapan mesin berat M-2 dikembangkan oleh perancang senjata legendaris John Moses Browning, yang juga mengembangkan pistol Colt .45 M1911A1, senapan otomatis skuad Browning Automatic Rifle (BAR).

Browning menanggapi permintaan Jenderal John "Blackjack" yang ingin membeli membeli M-2 untuk digunakan dalam Perang Dunia I.

Di Angkatan Darat umumnya digunakan oleh kru kendaraan, termasuk tank M1A2 Abrams, sedangkan Marinir menggunakan versi yang dipasang di tripod kapal perang.

Angkatan Laut dan Angkatan Udara memakainya untuk mempertahankan kapal dan pangkalan udara.

M-2 adalah senapan mesin berpendingin udara yang menembakkan peluru kaliber 50 dengan kecepatan 450 hingga 550 putaran per menit, hingga jarak kisaran 1.250 yard (1.143 meter). M-2 juga dapat menembus satu inci pelat baja di jarak 1.000 yard (914 meter).

M-2 berbobot 85 pound (38,5 kg), tetapi Angkatan Darat AS saat ini menggunakan versi yang lebih ringan, yang kira-kira berbobot 20 hingga 30 persen dari berat asli.

Meskipun sesekali terjadi perbaikan pada desain dasar M-2, namun tidak ada pengganti untuk senapan mesin ini. Selain itu, M-2 yang juga disebut "Ma Deuce" ini diprediksi bisa berfungsi dengan baik sampai Abad ke-22.

3 dari 4 halaman

2. KC-135 Stratotanker

Selama era Perang Dingin, Angkatan Udara AS membeli 732 pesawat komersial Boeing 707 dan mengubahnya menjadi tanker.

KC-135 Stratotanker adalah salah satunya. Pesawat ini dilengkapi dengan lubang pengisian bahan bakar ketika terbang dan penyimpanan bahan bakar internal yang cukup untuk mentransfer hingga 32.200 galon bahan bakar.

KC-135 juga dapat mengangkut hingga 41,5 ton kargo sekaligus yang ditempatkan di ruang kargo internalnya.

Boeing mulai mengirimkan KC-135 pada tahun 1957. Ini dimanfaatkan untuk mendukung armada Strategic Air Command yang berpatroli melawan Uni Soviet, operasi udara AS di Vietnam, dan bahkan Operation Desert Storm pada 1991.

Angkatan Udara, Angkatan Udara Cadangan, dan Air National Guard masih menerbangkan 414 buah KC-135 hingga hari ini.

Meskipun setiap pesawat rata-rata berusia 58 tahun, armada KC-135 tetap sanggup diterbangkan selama beberapa dekade mendatang, tanpa ada pengganti nyata.

4 dari 4 halaman

3. B-52H Heavy Strategic Bomber

Jet pembom B-52H dirancang untuk membawa bom termonuklir ke Uni Soviet dan kembali ke AS selama Perang Dunia II.

B-52H sempat dikandangkan setelah akhir pertem[uran tersebut dan terbang kembali untuk pertama kalinya pada 1952. Hari ini, B-52H yang asli masih digunakan oleh Angkatan Udara A.S.

Perjanjian kontrol senjata dan keusangan jet ini mengonversi pesawat menjadi pembom konvensional saja, kemampuan B-52H untuk membawa senjata nuklir dilucuti secara permanen.

B-52H saat ini menyediakan platform jangka panjang serbaguna yang dapat menjatuhkan bom pada musuh tanpa pertahanan udara canggih, meluncurkan senjata jarak jauh seperti Joint Air to Surface Standoff Missile - Extended Range, dan bahkan meletakkan ladang ranjau di laut: quickstrike.

Angkatan Udara berencana untuk merekayasa ulang jet ini agar membuatnya lebih murah, lebih dapat diandalkan, dan menjaga mereka bisa tetap mengudara hingga tahun 2030-an -di mana armada B52H akan berusia rata-rata 70 tahun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.