Sukses

Ilmuwan Temukan Gunung Berapi Bawah Laut yang Hilang di Pantai Italia

Kerak Bumi secara harfiah merobek untuk membentuk pemandangan laut vulkanik ini.

Liputan6.com, Roma - Tersembunyi di bawah gelombang Laut Tyrrhenian dekat barat daya Italia, terdapat mosaik vulkanik yang baru ditemukan, dihiasi cerobong panas Bumi dan gunung bawah laut yang rata.

Kompleks ini, secara geologis, usianya baru sekitar 780.000 tahun, kata peneliti yang menemukannya, dikutip dari Live Science, Kamis (26/9/2019).

Para peneliti tidak terlalu terkejut ketika menemukan vulkanisme di wilayah tersebut, yang merupakan rumah bagi gunung berapi aktif seperti Gunung Vesuvius dan Gunung Etna.

Namun, kompleks baru itu tidak biasa karena terbentuk oleh jenis sesar yang langka, kata pemimpin studi Fabrizio Pepe, ahli geofisika di University of Palermo, di Italia. "Ini adalah area yang sangat kompleks," imbuhnya.

Mediterania barat secara seismik berasal dari tabrakan tiga lempeng tektonik: Afrika, Eurasia dan Anatolia. Yang membuat masalah lebih kompleks adalah sepotong kecil kerak yang disebut lempeng Adriatik-Ionia, yang terputus dari lempeng Afrika lebih dari 65 juta tahun silam dan sekarang didorong di bawah lempeng Eurasia dalam proses subduksi. Gunung Vesuvius adalah salah satu gunung berapi yang diciptakan oleh subduksi.

Sebelumnya, para peneliti menemukan serangkaian busur vulkanik bawah laut yang diciptakan oleh pertemuan tektonik ini, mulai di dekat Pantai Sardinia.

Busur-busur tersebut seperti panah yang menunjuk jauh ke timur, mendorong Pepe dan rekan-rekannya untuk mencari busur lainnya, sekitar 9 mil (15 kilometer) di lepas Pantai Calabria, yang disebut "toeof "bootof Italy.

Di sana, berdasarkan pemetaan dasar laut, data seismik dan anomali magnetik, para periset menemukan daerah aliran lava seluas 772 mil persegi (2.000 km persegi), pegunungan vulkanik, dan saluran hidrotermal (ventilasi di dasar laut yang memungkinkan mineral panas memuntahkan dan membentuk struktur seperti cerobong asap).

Para ilmuwan menjuluki kawasan baru itu sebagai Diamante‐Enotrio‐Ovidio Volcanic‐Intrusive Complex, setelah tiga gunung (gunung bawah air yang dibentuk oleh gunung berapi yang telah punah) mendominasi dasar laut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tahap Demi Tahap

Patahan-patahan itu memungkinkan magma naik ke permukaan di kompleks Diamonte-Enotrio-Ovidio, menciptakan lanskap bawah laut aliran lava dan gunung berapi pegunungan.

Gunung-gunung berapi ini sekarang menjadi dataran tinggi, karena mereka menonjol keluar dari lautan ketika permukaan laut lebih rendah, dan mereka terkikis ke dalam bentuknya yang sekarang datar.

Kompleks vulkanik ini tidak aktif, tetapi ada intrusi (penerobosan magma ke dalam batuan atau di antara batuan lain) kecil di beberapa bagian dasar laut di sana, para peneliti melaporkan 6 Juli di jurnal Tectonics.

Namun, wilayah itu bisa menjadi aktif di masa depan, menurut Pepe, dan gunung berapi aktif sedang berlangsung di sisi timur Laut Tyrrhenian.

Para peneliti kini sedang bekerja untuk membangun peta risiko gunung berapi kompleks tersebut untuk lebih memahami jika gunung itu bisa membahayakan kehidupan manusia atau tidak. Mereka juga menyelidiki kemungkinan pemanfaatan kompleks untuk menghasilkan energi panas Bumi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.