Sukses

Bola Api Raksasa Muncul di Langit London, Diduga Meteor Nyasar ke Bumi

Seorang saksi mata mengatakan, cahaya tersebut berpendar amat terang di langit malam London Utara.

Liputan6.com, London - Sebuah objek yang diduga meteor terbang di atas London pada Selasa malam, 24 September 2019. Menurut dua orang saksi mata, mereka melihat bola api melintas di atas kepala pada jam 19.54 BST atau 01.55 WIB (25 September 2019).

Penampakan bola api itu telah dikonfirmasi UK Meteor Observation Network. Kelompok pelacak meteor ini merekam bola api muncul di atas wilayah East Barnet di London Utara.

UK Meteor Observation Network mengatakan, seperti dikutip dari Metro, rabu (25/9/2019): "Sebuah bola api besar terlihat dari Kamera East Barnet kami, bahkan menembus awan. Saksi mata melaporkan penampakan meteor di media sosial."

Pengguna Twitter, Chris Cenci, mengklaim dia sedang terbang menuju ke Bandara Heathrow di London ketika dia melihat bola api terbang itu.

"Saya menggunakan penerbangan UAL934 dan melihatnya tepat sebelum mendarat. Keren banget!," tulisnya. Penampakan lain dilaporkan terlihat di Kingston, Buckinghamshire dan West Horsely di Surrey. 

Astronom amatir George Miller juga tak sengaja merekam penampakan meteor tersebut dari London. "Bola api terlihat di London pada 24 September pukul 19.54 dari UK Meteor Observation Network."

Sementara itu, pengguna Twitter lain, Kirsty Keith, mengatakan mereka melihat meteor bersinar terang hijau di Brondesbury. "Bola api berwarna hijau seperti batu api dari Walton on Thames," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

NASA Peringatkan Manusia untuk Tidak Main-Main dengan Meteor

NASA memperingatkan umat manusia untuk tidak main-main dengan meteor. Ancaman datangnya meteor ke bumi ternyata lebih besar dari perkiraan kita selama ini.

Jim Bridenstine, dalam Planetary Defense Conference menyatakan, selama ini teori-teori sains mengenai adanya kedatangan meteor sering dianggap konyol dan mengundang gelak tawa.

"Kita ingin memastikan kalau orang-orang mengerti, ini bukanlah tentang Hollywood, ini bukanlah tentang film-film yang sering kita lihat. Ini tentang penyelamatan satu-satunya planet yang bisa menyediakan kehidupan bagi kita, dan planet itu adalah bumi," ujarnya seperti dilansir dari Business Insider, Jumat, 10 Mei 2019.

Bridenstine kemudian mengungkit kejadian bulan Februari 2013, di mana sebuah meteor berdiameter 20 meter melaju dengan kecepatan 40 ribu mil per jam, melewati atmosfir bumi dan meledak di Chelyabinsk, Russia.

Meteoritnya, atau bagian-bagian kecil dari meteor besar, jatuh di berbagai daerah dan bola-bola api melaju di langit Russia.

Beriringan dengan jatuhnya meteor, terdapat suara ledakan kencang yang memecahkan jendela dan merusak gedung-gedung, Bridenstine menambahkan.

Ledakan meteor itu disebut-sebut punya kekuatan 30 kali lebih besar dari bom atom di Hiroshima.

Menurut laporan CNN, lebih dari 4 ribu gedung yang kebanyakan blok-blok apartemen rusak dan 200 ribu meter persegi kaca (di jendela, pintu, gedung) hancur lebur.

Bridenstine menyatakan, sistem model NASA memperkirakan, kejadian tersebut akan terjadi 60 tahun sekali.

Di hari yang sama dengan ledakan meteor di Chelyabinsk, meteor lain yang ukurannya jauh lebih besar yang berjarak 17 ribu mil dari bumi tetapi belum dapat dipastikan.

3 dari 3 halaman

Meteor Besar Mirip Aurora Borealis Lintasi Inggris

Sebuah meteor besar yang kemudian dikenal sebagai Great Meteor, terpantau melintasi Kepulauan Inggris pada 18 Agustus 1783, sekitar pukul 21.15 sampai 21.30 waktu setempat, pada malam dengan suhu kering.

Menurut analisis dari observasi ahli, meteor memasuki atmosfer bumi di North Sea, sebelum melewati pantai timur Skotlandia dan Inggris serta Selat Inggris. Lalu terbelah menjadi beberapa bagian setelah menempuh perjalanan sekitar 1.610 km ke barat daya Prancis atau Italia utara.

Ada banyak saksi mata saat cahaya terang itu melintas. Yang paling terkemuka saat itu adalah seorang filsuf alam Italia bernama Tiberius Cavallo.

Saat meteor muncul dan melintas, kebetulan ia bersama sekelompok orang di teras di Windsor Castle. Cavallo pun kemudian menerbitkan laporannya melalui v. 74 of the Philosophical Transactions.

"Ada kilatan cahaya bersinar, seperti aurora borealis, yang pertama kali terlihat di bagian utara langit. Lalu terlihat bulatan bercahaya dengan diameter menyamai setengah Bulan...," demikian petikan laporan Cavallo dalam royalsocietypublishing.org.

"Sebentuk bola ini pada awalnya muncul dari cahaya kebiruan yang samar... Tapi secara bertahap cahayanya semakin terang, dan mulai bergerak naik ke atas cakrawala dalam arah miring ke sebelah timur ... Sinarnya luar biasa," tambah Cavallo.

Cavallo mencatat, meteor yang terlihat terang selama sekitar 30 detik terpecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil. Hal itu terjadi setelah terdengar suara gemuruh. Beberapa media menyebut cahaya meteor terlihat 18 menit.

"Terdengar seperti suara guntur pada jarak yang jauh, sekitar 10 menit setelah meteor muncul," jelas Cavallo yang berspekulasi itu adalah ledakan dari si meteor.

Alexander Aubert dan Richard Lovell Edgeworth mengatakan, terlihat semburat warna merah dan biru pada bola api itu.

Beberapa penjelasan terkait fenomena alam itu ada yang agak nyeleneh, London Magazine menyebutkan bahwa meteor itu terbang kembali ke arah sebaliknya. Pernyataan ini dimuat dari surat seorang letnan yang bertugas di kapal perang Inggris di utara Irlandia.

Sementara Gilbert White menulis pada tahun 1787, bahwa fenomena menakjubkan yang terjadi pada musim panas 1783 itu sangat mengerikan. Ia menyebutnya "full of horrible phaenomena".

Fenomena ini diduga terkait dengan meteorit jatuh dari jenis Hambleton Pallasite, jenis langka yang ditemukan pada tahun 2005 di utara Yorkshire.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.