Sukses

Pemulihan Makam Raja Tutankhamun Rampung, Peti Emasnya Siap Dipamerkan

Setelah selesai direnovasi pada Februari 2019, peti mati Raja Tut kini terlihat lebih baik.

Liputan6.com, Mesir - Peti mati yang menyimpan jasad Raja Tutankhamun belum pernah meninggalkan makamnya yang telah berusia 3.300 tahun. Bahkan, setelah seorang arkeolog Inggris bernama Howard Carter menemukan makam tersebut pada 1922, peti mati yang terbuat dari kayu dan emas ini tetap berada di Lembah Para Raja --sampai sekarang.

Pada awal 2019, Getty Conservation Institute dan dan Kementerian Purbakala Mesir telah menyelesaikan proyek pemulihan makam Raja Tutankhamun yang telah dikerjakan selama hampir 10 tahun. Mereka akan mengembalikan bentuk asli peti emas Tutankhamun, mengeluarkannya dari makam dan memungkinkan para ahli untuk akhirnya mendapatkan tampilan yang bagus, tulis The Los Angeles Times.

Proyek rumit ini sebagian besar dimotivasi pembukaan Grand Egypt Museum pada akhir 2020, yang akan menghadap ke Giza Pyramid, seperti dikutip dari All Thats Interesting, Selasa (24/9/2019).

Selain tiga peti mati --satu di dalam yang lain-- yang menampung tubuh Raja Tutankhamun, pameran ini akan memamerkan berbagai peninggalan yang ditemukan di makamnya. Peti mati terdalam terbuat dari emas padat, sedangkan peti mati bagian tengah terbuat dari kayu berlapis emas dan kaca multi-warna.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rusak Parah

Penemuan Carter tentang tempat peristirahatan Tutankhamun di Valley of The King's, adalah pertama kalinya sebuah makan kerajaan dari zaman Mesir kuno ditemukan dengan kondisi utuh.

Tak hanya jasad, sejumlah harta kerajaan seperti belati yang terbuat dari meteorit juga berada dalam peti mati Raja Tutankhamun.

Namun, mengingat kerusakaan pada peti mati yang telah dilihat para ahli, Menteri Purbakala Mesir, Khalad el-Enany mengatakan akan membutuhkan waktu minimal delapan bulan untuk memulihkannya.

Direktur Jenderal Konservasi Pertolongan Pertama dan Pengangkutan Artefak, Eissa Zeidan mengatakan, peti mati itu sekitar '30 persen rusak' karena panas dan kelembaban di dalam makam.

"Peti mati itu dalam kondisi yang sangat buruk, sangat memburuk," kata Zeidan. "Kami menemukan banyak celah, banyak bagian yang hilang, lapisan yang hilang."

El-Enany pun membenarkan hal tersebut ketika ia mengatakan peti mati itu berada dalam 'keadaan sangat rapuh', dengan pekerjaan perbaikan pada retakannya menjadi prioritas utama.

3 dari 3 halaman

Rampung dengan Berbagai Tambahan

Pemulihan makam Raja Tutankhamun dikerjakan setelah bertahun-tahun wisatawan berjalan dengan susah payah melalui situs Warisan Dunia yang agung. Baik Getty Conservation Institute dan Kementerian Purbakala Mesir berkomitmen untuk perombakan luas hampir satu dekade lalu dan akhirnya selesai pada Februari.

Beberapa upaya perbaikan yang dikerjakan seperti sistem peyaringan udara untuk mengatur tingkat kelembaban, karbon dioksida, dan debu di dalamnya. Selain itu, terdapat platform baru di mana wisatawan dapat melihat sarkofagus.

Untungnya, tidak ada jamur atau apapun yang telah merobohkan makam Raja Tutankhamun. Sekarang, setelah periode pemulihan yang lama, makam itu dapat dilihat secara bagus oleh pengunjung.

Kemudian, mereka akan memiliki gambaran paling lengkap tentang bagaimana raja anak laki-laki itu dimakamkan.

Ketika pekerjaan pada peti mati firaun emas berakhir dan Grand Mesir secara resmi dibuka, ini akan menjadi pertama kali dalam sejarah bahwa tiga peti mati Raja Tutankhamun akan dipajang bersama.

 

Reporter: Aqilah Ananda Purwanti

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini