Sukses

Aturan Baru di China, Jurnalis Wajib Jalani Tes Kesetiaan Terhadap Presiden

Seluruh jurnalis di China akan menajalni ujian atau tes kesetiaan terhadap Presiden Xi Jinping.

Liputan6.com, Beijing - Pemerintah China memberlakukan aturan baru untuk seluruh awak media yang ada di Negeri Tirai Bambu. Para wartawan diwajibkan menjalani tes kesetiaan terhadap presiden.

Ujian ini nantinya akan menilai pemahaman mereka tentang pemikiran Xi Jinping, ajaran sosialis yang dianut oleh pemimpin negara tersebut.

Sebuah pemberitahuan dari regulator media telah dikirim ke lebih dari selusin organisasi berita milik pemerintah di Beijing pada bulan lalu.

Dokumen ini menginstruksikan semua karyawan untuk bersiap mengikuti tes pada aplikasi propaganda bernama "Studi Xi", yang diluncurkan awal tahun ini, agar kredensial pers diperbarui.

Sebagian besar percaya, peraturan itu akan segera berlaku untuk jurnalis China di seluruh negeri. Wartawan dari tiga organisasi media, dua di antaranya berada di luar Beijing, mengatakan kepada The Guardian bahwa publikasi mereka juga telah menerima pemberitahuan informal untuk mendaftar pada aplikasi tersebut.

"Dari atas ke bawah, saya tidak berpikir ada orang yang bisa menghindarinya," kata seorang reporter di Provinsi Shandong timur, melansir The Guardian, Sabtu (21/9/2019). Ia menambahkan, dirinya tidak berwenang untuk membahas topik itu.

Ujian tutup buku tersebut, yang akan diselenggarakan oleh organisasi media pada awal Oktober, dibagi menjadi lima bagian: dua tentang ajaran Xi Jinping (berkaitan dengan sosialisme untuk era baru) dan pemikiran penting tentang propaganda sang presiden, menurut Media Reform, akun berita independen di aplikasi pesan WeChat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Awal Tuntutan Presiden

Berita mengenai ujian itu pertama kali dilaporkan oleh South China Morning Post, ketika media China menghadapi pembatasan publikasi yang kian meningkat.

Meski para pemburu berita mainstream di China sudah terbiasa menghadapi hukuman penjara dan penyensoran, jurnalis yang berasal dari media independen masih bisa menyelidiki kasus-kasus korupsi lokal atau perusahaan.

Untuk mendapatkan kredensial pers, wartawan sebelumnya telah diuji pada pemahaman mereka tentang "cita-cita jurnalistik Marxis."

"Sejujurnya, itu tidak berarti banyak," kata seorang jurnalis dari Provinsi Shandong. "Tetap saja, ini adalah langkah untuk membatasi debat publik."

Pihak berwenang terus meningkatkan peraturan mereka tentang pers dan internet, yang sudah membatasi akses ke situs web asing, termasuk situs berita.

Pada Juli kemarin, sebuah rancangan peraturan di bawah sistem kredit sosial China mengusulkan untuk menghukum warga negara yang menerbitkan informasi yang "melanggar moralitas sosial" atau menyebabkan "dampak sosial yang merugikan".

 

3 dari 3 halaman

Kisi-Kisi Pertanyaan

Presiden Xi Jinping telah menuntut kesetiaan dari wartawan-wartawan China sebelumnya. Pada 2016, ia mengatakan kepada staf di tiga agensi berita pemerintah di Beijing bahwa mereka adalah "garda terdepan propaganda pemerintah dan harus menjadikan partai sebagai bagian dari mereka".

Menurut Media Reform, ujian bagi jurnalis tidak akan sulit. Pemberitahuan yang dikirimkan kepada wartawan dari editor mereka mengatakan, organisasi berita harus membentuk kelompok belajar dan mulai mempersiapkan tes. Contoh pertanyaan akan segera diunggah ke aplikasi, menurut situs berita lokal Sohu.com.

Beberapa wartawan mengaku membenci aturan baru ini, ada pula yang menyebut mereka takut jadi kurang kritis. "Masyarakat Tiongkok perlu memperkuat studi politik dan secara benar memimpin opini publik," kata seorang jurnalis anonim di provinsi barat daya Guizhou.

"Media Barat mungkin dapat melaporkan apa pun yang mereka inginkan, tetapi mereka juga masih memperhatikan ideologi negara mereka," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini