Sukses

Ada Lubang Hitam Supermasif Rakus, 3 Kali Sehari Mangsa 4 Material Bulan

NASA menemukan lubang hitam supermasif yang menelan empat material Bulan sekitar tiga kali sehari.

Liputan6.com, California - Ilmuwan NASA telah menemukan sebuah lubang hitam supermasif rakus di pusat galaksi yang berjarak ratusan juta tahun cahaya dari Bumi.

Tim astronom mendapati semburan sinar-X yang berulang setiap sembilan jam yang berasal dari pusat galaksi GSN 069. Temuan ini diperoleh dari hasil kerja sama Chandra X-ray Observatory NASA dan XMM-Newton ESA atau European Space Agency.

Para ilmuwan sebelumnya pernah menemukan dua lubang hitam 'massa bintang' (yang berbobot sekitar 10 kali massa Matahari) yang terkadang mengeluarkan semburan biasa. Namun, perilaku lubang hitam supermasif baru tersebut tidak pernah terdeteksi sampai sekarang.

Lubang hitam di GSN 069 terletak 250 juta tahun cahaya dari Bumi, mengandung sekitar 400.000 kali massa Matahari. Para peneliti memperkirakan bahwa lubang hitam supermasif itu memakan sekitar empat material penyusun Bulan setiap tiga kali sehari.

"Cara memangsa lubang hitam ini belum pernah kita lihat sebelumnya," kata Giovanni Miniutti dari Center for Astrobiology ESA di Spanyol, dikutip dari India Today, Rabu (18/9/2019).

"Perilaku tersebut juga tak pernah terdeteksi sebelumnya sehingga kami harus membuat kesimpulan baru untuk menggambarkannya: 'X-ray Quasi-Periodic Eruptions' (Erupsi Kuasi-Periodik Sinar-X)," tambah Miniutti.

Berikut cuplikannya:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Semburan Pertama Terlihat pada 2018

XMM-Newton ESA adalah teleskop pertama yang mengamati fenomena ini di GSN 069, dengan mendeteksi dua semburan pada 24 Desember 2018.

Miniutti dan rekannya kemudian menindaklanjuti laporan tersebut dengan pengamatan XMM-Newton pada 16 dan 17 Januari 2019, dan menemukan lima semburan.

Pengamatan oleh Chandra X-ray Observatory dilakukan kurang dari sebulan kemudian, pada 14 Februari, mengungkapkan tiga semburan tambahan.

"Dengan menggabungkan data dari dua observatorium sinar-X ini, kami telah melacak semburan berkala setidaknya selama 54 hari," kata penulis studi Richard Saxton dari European Astronomy Center di Madrid, Spanyol.

"Temuan itu memberi kita kesempatan unik untuk menyaksikan aliran materi ke dalam lubang hitam supermasif yang berulang kali mempercepat dan melambat," tambah Saxton.

3 dari 3 halaman

Apa yang Terjadi Selama Semburan?

Asal usul gas panas ini telah lama menjadi misteri, karena tampaknya terlalu panas untuk dikaitkan dengan cakram materi yang mengelilinginya di sekitar lubang hitam.

Meskipun kemunculannya juga merupakan misteri di GSN 069, kemampuan untuk mempelajari lubang hitam supermasif --di mana gas panas berulang kali terbentuk kemudian menghilang-- dapat memberikan petunjuk penting.

"Kami pikir, asal-usul emisi sinar-X adalah sebuah bintang yang lubang hitamnya --sebagian atau seluruhnya-- telah terkoyak dan secara perlahan memangsanya sedikit demi sedikit," menurut penulis lain, Margherita Giustini.

"Namun, untuk semburan berulang, ini adalah cerita yang sama sekali berbeda yang asalnya perlu dipelajari dengan data lebih lanjut dan model teoritis baru," tambahnya.

Data Chandra X-ray Observatory sangat penting untuk penelitian ini, karena dapat menunjukkan bahwa sumber sinar-X terletak di pusat galaksi induk, yang merupakan tempat lubang hitam supermasif disinyalir ada.

Kombinasi data dari Chandra X-ray Observatory dan XMM-Newton menyiratkan bahwa ukuran dan durasi pemangsaan yang dilakukan oleh lubang hitam rakus tersebut telah meningkat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini