Sukses

Serukan Perdamaian di Yaman, Presiden Rusia Kutip Alquran Surat Ali Imran

Presiden Rusia Vladimir Putin mengutip potongan ayat Alquran ketika menyerukan perdamaian di Yaman.

Liputan6.com, Ankara - Presiden Rusia Vladimir Putin mengutip potongan ayat Alquran ketika menyerukan perdamaian di Yaman yang bergolak akibat perang menahun. Seruan itu datang ketika Putin melakukan lawatan ke Turki.

Berbicara di Ankara pada Senin 17 September 2019 bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran Hassan Rouhani, Putin mengutip ayat khusus dari kitab suci umat Islam, yakni Surat Al-Imran ayat 103.

"Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu --ketika kamu dahulu (pada masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Dia (Allah) mempersatukan hatimu, dan atas nikmat-Nya, kamu menjadi saudara," kutip Vladimir Putin, seperti dikutip dari media Rusia RT, Selasa (17/9/2019).

Putin juga mereferensikan ajaran Alquran lain, tentang bagaimana kekerasan hanya sah untuk membela diri, seraya menyarankan bahwa Arab Saudi harus membeli sistem pertahanan udara Rusia, seperti yang telah dilakukan Iran dan Turki.

Seruan Vladimir Putin berbalas anggukan dari Erdogan dan Rouhani, yang masing-masing adalah muslim --RT melaporkan. Kedua pemimpin itu memperingatkan invasi yang dipimpin Arab Saudi ke Yaman, yang telah memicu perang berkepanjangan.

Di sisi lain, negara Barat telah lama menuduh bahwa Iran menanam proksi di Perang Yaman dengan mendukung kelompok gerilyawan Houthi. Namun, baik Teheran dan Houthi membantah hal tersebut.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sekilas Perang Yaman

Perang Yaman telah mengakibatkan puluhan ribu kematian selama lima tahun terakhir dan benar-benar menghancurkan negara di ujung selatan semenanjung Arab tersebut.

Apa yang dimulai sebagai perang saudara antara pemberontak Houthi dan pemerintah yang didukung Saudi meningkat menjadi perang udara yang dipimpin oleh Saudi dan menjadi invasi darat penuh pada tahun 2015. Koalisi belum berhasil mengalahkan Houthi dalam lebih dari empat tahun.

PBB telah mendeskripsikan dampak perang Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan banyak warga sipil menjadi korban.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.