Sukses

AS Pakai Foto Satelit Ini untuk Tuduh Iran sebagai Penyerang Kilang Minyak Saudi

Pejabat AS merilis beberapa foto-foto satelit parsial yang menunjukkan dampak serangan pada kilang minyak Arab Saudi.

Liputan6.com, Washington DC - Pejabat pemerintah Amerika Serikat mengklaim memiliki bukti intelijen serta sejumlah foto satelit perihal penyerangan terhadap kilang minyak Arab Saudi Aramco pada 14 September 2019 lalu.

Berdasarkan bukti-bukti intelijen itu, Amerika menuduh Iran kemungkinan bertanggungjawab atas serangan di dua ladang minyak utama di Arab Saudi yang membuat pasar global dalam kekacauan.

Dalam sebuah pengarahan kepada media pada Minggu 15 September 2019 lalu, para pejabat memberikan bukti dalam upaya untuk mendukung tuduhan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Sabtu bahwa serangan terhadap fasilitas Abqaiq dan Khurais di Arab Saudi dilakukan oleh Iran.

Fasilitas Abqaiq terletak di wilayah Buqyaq di timur Arab Saudi. Itu adalah salah satu fasilitas minyak paling penting di Arab Saudi, dan serangan itu mengurangi separuh produksi minyak kerajaan, menyebabkan lonjakan harga 'emas hitam' global.

Pada pengarahan itu, pejabat AS merilis beberapa foto-foto satelit parsial yang menunjukkan kondisi kilang Abqaiq sebelum dan sesudah serangan, demikian seperti dikutip dari Task and Purpose, Selasa (17/9/2019).

Foto di bawah ini menunjukkan citra satelit pada kilang Abqaiq sebelum serangan terjadi.

(sumber: US Government / Digital Globe / AP PHOTO)

Kemudian, gambar di bawah ini menunjukkan kerusakan setelah serangan hari Sabtu, di mana para pejabat AS mengatakan ada 17 titik dampak pada infrastruktur di fasilitas tersebut.

(sumber: US Government / Digital Globe / AP PHOTO)

Serangan terhadap fasilitas di Abqaiq dan Khurais memotong pasokan minyak mentah Arab Saudi sekitar 5,7 juta barel per hari atau sekitar 50 persen dari produksi normal.

Peristiwa terjadi ketika Arab Saudi, pengekspor minyak mentah terkemuka di dunia, meningkatkan persiapan untuk penawaran umum perdana Aramco ke publik. Riyadh mengatakan kebakaran itu telah terkendali.

Harga minyak dunia mencapai level tertinggi dalam empat bulan setelah dua serangan.

Pada awal perdagangan, minyak mentah Brent melonjak 19% menjadi US$ 71,95 per barel, sementara patokan utama lainnya, West Texas Intermediate, naik 15% menjadi US$ 63,34.

Harga kembali turun sedikit setelah Presiden AS Donald Trump mengesahkan US Federal Reserve.

Sementara Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman menjelaskan bahwa Riyadh akan memanfaatkan kilang cadangan besar untuk menutup celah kekurangan, sehingga ekspor dapat berlanjut seperti biasa minggu ini.

Namun, instabilitas harga diperkirakan akan terus terjadi hingga berminggu-minggu sebelum fasilitas Saudi kembali pulih sepenuhnya. Kendati demikian, Riyadh menjelaskan bahwa "situasi telah terkendali".

Arab Saudi adalah pengekspor minyak terbesar di dunia, mengirimkan lebih dari tujuh juta barel setiap harinya.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Serangan di Kilang Khurais

Pejabat AS juga merilis foto yang menunjukkan kerusakan pada fasilitas minyak di Khurais --sekitar 200 km barat daya Abqaiq.

Foto di bawah ini menunjukkan citra satelit pada kilang Khurais sebelum serangan terjadi.

(sumber: US Government / Digital Globe / AP PHOTO)

Sementara pada gambar di bawah ini, menunjukkan kerusakan pada infrastruktur di ladang minyak Khurais Saudi Aramco di Buqyaq, Arab Saudi.

(sumber: US Government / Digital Globe / AP PHOTO)

Milisi Houthi di Yaman telah mengklaim bertanggungjawab atas serangan itu, yang mereka klaim dilakukan menggunakan armada drone.

Namun, para pejabat AS mengatakan kepada New York Times bahwa serangan itu kemungkinan datang dari utara atau barat laut fasilitas, yang mereka katakan mendukung temuan pada gambar. Teori itu menunjukkan bahwa serangan diluncurkan dari Iran atau Irak, bukan dari Yaman, yang terletak di barat daya fasilitas

Iran telah membantah bertanggungjawab atas serangan itu, tetapi para ahli mengatakan bahwa Iran sering melakukan serangan menggunakan proksi-proksinya untuk mempertahankan penyangkalan yang masuk akal (plausible deniability).

Dalam pengarahan, para pejabat AS mengatakan kepada Times bahwa drone dan rudal jelajah digunakan dalam serangan itu, dengan cakupan, ketepatan dan kecanggihan serangan di luar kapasitas Houthi Yaman.

Para pejabat juga mengatakan bahwa beberapa senjata yang digunakan dalam serangan gagal mencapai target mereka, dan bahwa analisis mereka akan menghasilkan lebih banyak petunjuk tentang siapa yang kemungkinan bertanggung jawab.

Para ahli menyerukan pemerintah AS untuk merilis lebih banyak gambar kepada para ahli independen untuk menganalisis dan menilai keakuratan klaim AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.