Sukses

Kenangan Xanana Gusmao Saat BJ Habibie Putuskan Referendum Timor Leste

Kemerdaan Timor Leste diraih berdasarkan referendum yang diputuskan BJ Habibie saat menjabat sebagai Presiden ke-3 RI.

Liputan6.com, Jakarta - Timor Leste berpisah dari Indonesia pada 1999. Kemerdaan wilayah yang dulunya bernama Timor Timur itu diraih berdasarkan referendum yang diputuskan BJ Habibie saat menjabat sebagai Presiden ke-3 RI.

Presiden pertama sekaligus tokoh kemerdekaan Timor Leste, Xanana Gusmao, menceritakan pengalaman dirinya di masa-masa menjelang referendum Timor Leste pada 1999. Saat itu, Xanana masih menjadi tahanan politik di era Presiden Soeharto, yang dipenjara di Cipinang sejak 1992 hingga akhirnya dibebaskan pada 1999 di masa Presiden BJ Habibie.

"Tahun 1999 saya 'warga negara' Cipinang... Waktu beliau (Habibie) bilang kasih kepada rakyat Timor Leste hak untuk memilih (referendum). Mau pecah itu, saya mau pecah. Saya teriak, itu 'security-security' di penjara lihat, 'Ada apa? Ada apa?' Saya sakit di sini," ujar Xanana sambil menunjuk dadanya.

Kegembiraannya yang membuncah karena mendengar kabar itu membuat dada Xanana terasa sesak sebab perjuangannya sejak tahun 1980-an meminta referendum bagi rakyat Timor Leste untuk menentukan nasib sendiri akhirnya tercapai. 

"Karena tahun 1983 saya sudah kasih peace plan, tapi 16 tahun kemudian, 1999 baru bisa terjadi dan Pak Habibie adalah seorang aktor penentu di situ," kata Xanana seperti dikutip dari Antara, Minggu (15/9/2019).

Setelah itu, Xanana pun dibebaskan BJ Habibie, kemudian referendum dilaksanakan pada 30 Agustus 1999 dengan hasil mayoritas suara rakyat Timor Leste memilih berpisah dari Republik Indonesia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pesan Habibie untuk Xanana

Xanana juga mengenang pesan almarhum BJ Habibie bagi pembangunan Timor Leste setelah wilayah itu berpisah dari Indonesia.

"Saya terharu sekali dengan pemikiran kakak saya. Beliau bilang, 'Xanana, menurut saya kalian harus memperhatikan pendidikan dan di zaman sekarang ini lebih memfokuskan pada teknologi dan sains,'" kata Xanana menirukan ucapan Habibie usai melayat ke kediamannya di Patra Kuningan, Jakarta, Sabtu malam.

Untuk selalu mengingat pesan itu dan jasa Habibie bagi Timor Leste, Xanana menyebut bahwa ada simbol sains dan teknologi yang dicetak di salah satu bagian Jembatan Habibie di Kota Dili.

"Pada Jembatan Habibie di Dili, di situ ada satu simbol teknologi untuk memberitahu bahwa Habibie adalah seorang yang demokratis dan Bapak Teknologi," ungkapnya. 

Tidak hanya sebagai tokoh yang berjasa bagi Timor Leste, bagi Xanana pribadi, Habibie adalah seorang kawan lama yang kepergiannya pada Rabu 11 September meninggalkan duka mendalam.

"Saya tidak akan melupakan pertemuan kami terakhir, karena saya merasa bisa bahasa Arab, Habibie artinya mencintai dan dicintai," ujar Xanana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.