Sukses

Imbas Ekspor Kabut Asap Indonesia Kian Parah, Malaysia Siap Bikin Hujan Buatan

Malaysia akan memulai proses penyemaian awan untuk memerangi kabut asap ekspor dari Indonesia.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia bersiap untuk membuat hujan buatan. Langkah penyemaian awan itu dilakukan akibat kualitas udara di beberapa bagian Negeri Jiran mencapai tingkat yang tidak sehat, akibat kabut asap 'ekspor' dari kebakaran hutan negara tetangga Indonesia, kata seorang pejabat Senin 9 September 2019.

Asap kerap menyelimuti sebagian Asia Tenggara selama musim kemarau, ketika pembakaran guna pembersihan lahan Indonesia untuk kelapa sawit, perkebunan bahan baku kertas dan tanaman lainnya, yang memicu kemarahan dari tetangga-tetangga regional.

Dalam pantauan terakhir, sebagian negara bagian Malaysia seperti di bagian timur Sarawak di Borneo telah diselimuti selama beberapa hari terakhir.

"Indeks polutan di beberapa tempat telah mencapai "tingkat yang sangat tidak sehat," kata petugas fungsi khusus di Kementerian Lingkungan Gary Theseira seperti dikutip dari AFP, Selasa (10/9/2019).

"Kabut asap sangat parah di Kuching," kata Theseira kepada AFP, merujuk pada kota berpenduduk setengah juta orang.

Dia juga mengatakan Malaysia siap untuk melakukan penyemaian awan untuk memicu hujan dalam upaya meredakan kabut asap.

"Saat situasi awan tepat, bahan kimia akan dimuat dan pesawat akan lepas landas dan melanjutkan dengan pembenihan," papar Theresia.

Beberapa negara melakukan pembenihan selama musim kemarau yang berkepanjangan untuk memicu hujan dan membersihkan udara, dengan melepaskan bahan kimia tertentu ke dalam awan. Meskipun beberapa ahli masih mempertanyakan kemanjurannya.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Picu Iritasi Mata dan Tenggorokan

Seorang insinyur, Boo Siang Voon, di Kuching menggambarkan langit saat kabut asap terjadi dengan "berkabut, panas dengan bau asap".

"Tahun ini kabut asap semakin memburuk. Warga menggunakan masker wajah. Kita seharusnya tidak mengorbankan kesehatan untuk pembakaran terbuka. Kami menginginkan solusi," kata pria berusia 47 tahun itu kepada AFP.

Ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur dan tetangganya, Singapura, juga mengalami kondisi tak jauh berbeda pada Senin 9 September. Di mana udara bercampur aroma dedaunan yang terbakar, meskipun indeks polutan masih berada pada tingkat moderat.

Beberapa warga Kuala Lumpur mengeluhkan mengalami iritasi mata dan tenggorokan.

 

3 dari 3 halaman

Diperkirakan Berlangsung hingga Beberapa Pekan Mendatang

Departemen Meteorologi Malaysia pada Minggu 8 September memperingatkan bahwa kondisi cuaca panas tersebut akan berlaku selama beberapa pekan mendatang. Musim hujan diperkirakan tiba pada akhir September atau awal Oktober.

Kementerian Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi pada hari Jumat mengatakan akan mengajukan keluhan terhadap Indonesia soal kabut asap. Lalu menyerukan tindakan cepat untuk untuk memadamkan api.

Pihak berwenang Indonesia telah mengerahkan ribuan personel tambahan sejak bulan lalu untuk mencegah terulangnya kebakaran 2015, yang merupakan terburuk selama dua dekade dan mencekik wilayah itu dalam kabut selama berminggu-minggu.

Sementara itu, di bawah tekanan dari negara tetangga, pemimpin Indonesia Joko Widodo bulan lalu memperingatkan bahwa para pejabat akan dipecat jika mereka gagal memadamkan kebakaran hutan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.