Sukses

10-9-1977: Eksekusi Mati dengan Guillotine Terakhir di Perancis

Tepat 42 tahun silam eksekusi mati dengan guillotine di Perancis telah dihentikkan.

Liputan6.com, Perancis - Hamida Djandoubi adalah korban terkahir di Perancis dari eksekusi guillotine. Sebelumnya, Eugen Weidmann adalah orang terakhir yang menghadapi hal seperti itu.

Ketika mendengar mengenai eksekusi guillotine, pikiran Anda mungkin tertuju pada Marie Antoniette atau Raja Louis XVI. Pemenggalan di depan umum adalah hal yang populer di tahun 1700-an dan berfungsi sebagai cara yang efektif untuk mengeksekusi penjahat dan pernyataan publik.

Hal itu tampaknya suatu bentuk eksekusi dan hiburan sosial yang efektif, bahkan ada pada abad ke-20, seperti dilansir di Today in History oleh All Thats Interesting.

Eksekusi mati terakhir dengan guillotine ini dilakukan pada 10 September 1977. Saat itu adalah di mana film Star Wars pertama tayang di bisokop dan juga di sekitar waktu yang sama ketika anak-anak di Amerika sedang menunggu untuk mendapatkan sebuah sistem permainan Atari baru.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Eksekusi Terakhir Setelah Banding Dua Kali

Djandoubi adalah seorang imigran Tunidia ke Perancis yang dinyatakan bersalah atas penculikan, penyiksaan dan pembunuhan pacarnya --warga neegara Perancis Élisabeth Bousquet. Ia juga dinyatakan bersalah atas penculikkan beberapa gadis muda dan menahan mereka di rumahnya.

Dia dijatuhi hukuman mati pada Februari 1977 dan mengajukan banding dua kali sebelum akhirnya mengetahui bahwa hukumannya ditegakkan. Dia dieksekusi pada pukul 4:40, 10 September, di halaman Penjara Baumettes di Marseille.

Meskipun eksekusi Djandoubi sangat dipublikasikan, lelaki itu dieksekusi secara privasi karena undang-undang yang diberlakukan dari kekacauan eksekusi Eugen Weidmann.

Sebelumnya eksekusi Eugen Weidmann pada tahun 1936, adalah eksekusi terakhir yang dilakukan di depan umum. Weidmann merupakan seorang narapidana Jerman yang pindah ke Perancis pada awal 1930-an guna mencari cara untuk menjadi kaya dengan cepat.

3 dari 3 halaman

Eksekusi Terburuk

Bersama dengan dua temannya, Weidman menyewa sebuah vila di Saint-Cloud, Paris. Di sana, ketiga pria itu akan menculik turis kaya dan mencari uang serta barang berharga mereka lalu membunuh mereka.

Pada Maret 1939, Weidmann ditangkap bersama rekan-rekannya. Dua pria lainnya dibebaskan dari tuduhan dan hukuman penjara, sayangnya Weidmann tidak beruntung. Dia diberi hukuman maksimal dan diperintahkan untuk dieksekusi melalui guillotine, di hadapan publik di luar penjara.

Namun, eksekusi tersebut memicu kekacauan massal dan 'perilaku histeris' yang diperlihatkan oleh publik. Ini menyebabkan Presiden Perancis Albert Lebrun segera memutuskan bahwa semua eksekusi di masa depan akan dijauhkan dari mata publik.

Itulah yang mereka lakukan, sampai akhirnya pada 1977, tradisi pemenjaraan yang dipenggal selama berabad-abad ini diakhiri.

 

 

Reporter: Aqilah Ananda Purwanti

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini