Sukses

Gempa Bumi Kedua di Inggris Berhenti Usai Tabrak Situs Fracking, Mengapa?

Gempa bumi kedua yang terjadi di Inggris mendadak berhenti setelah mengenai situs fracking, apa yang terjadi?

Liputan6.com, London - Satu-satunya situs fracking (teknik pengeboran dengan menggali sumber-sumber energi yang masih tersisa dalam lubang bekas penggalian sumber energi) di Inggris telah dilanda gempa bumi kedua, beberapa hari setelah gempa terbesar yang pernah tercatat, menurut perusahaan energi Cuadrilla.

Situs fracking di Preston New Road di Lancashire dirundung gempa berkekuatan 1,05 Skala Richter (SR) pada Jumat malam, 23 Agustus 2019, dua hari setelah gempa berkekuatan 1,55 SR mengguncang.

Pihak perusahaan mengatakan, "seismisitas mikro" berlangsung selama kurang dari satu detik dan mengatakan "integritas" keseluruhan sumur baik-baik saja.

Gempa berkekuatan 0,53 SR terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2019, sekitar pukul 05.00 waktu Inggris dan juga berlangsung kurang dari satu detik, menurut keterangan perusahaan.

Melakukan jeda kerja selama 18 jam di situs tersebut adalah respons wajib yang dilakukan oleh pihak perusahaan apabila situs mendeteksi tremor di atas 0,5 SR.

Selain itu, shutdown (penutupan sementara) pun dilaksanakan kurang dari satu minggu setelah perusahaan energi tersebut mulai mengebor sumur baru di situs yang sama, setelah sumur pertama ditutup pasca-serangkaian getaran.

Seorang juru bicara Cuadrilla mengatakan, sebagian besar orang yang tinggal di dekat fasilitas Preston New Road tidak akan merasakan gempa kecil itu, yang getarannya setara dengan tas belanja besar yang jatuh di lantai.

"Pergerakan minor ini sudah diprediksi dan jauh tidak menyebabkan kerusakan pada properti atau mencelakai orang," ujar juru bicara tersebut, seperti dikutip dari The Independent, Senin (26/8/2019).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dampak Fracking

Meskipun gempa berskala kecil (di bawah 5,0) umumnya tidak terasa di permukaan, tetapi ada kekhawatiran bahwa gempa yang berulang akan menimbulkan kerusakan infrastruktur dan memantik gempa besar yang membahayakan lubang bor fracking, serta membuat kebocoran.

Fracking, di mana cairan di dalam Bumi dipompa ke permukaan dengan menggunakan metode bertekanan tinggi (jauh di bawah tanah ke batuan rekahan dan melepaskan gas), adalah cara penggalian energi yang kontroversial di Inggris.

Pendukung cara ini, termasuk pemerintah, berdalih bahwa mengeksploitasi bahan bakar fosil dapat mengurangi ketergantungan pada impor, mengamankan stok energi, membantu mengurangi emisi karbon dan menciptakan lapangan kerja.

Namun, para penentang mengatakan, fracking dapat memunculkan gempa bumi, merusak kawasan sekitar, dan membuat Inggris tetap bergantung pada bahan bakar fosil daripada berfokus pada energi terbarukan untuk membantu mengatasi perubahan iklim.

Aktivis lingkungan menegaskan, investasi dalam hal ekstraksi gas lebih lanjut adalah sesuatu yang bertentangan dengan peringatan para ilmuwan terkait perubahan iklim: bahan bakar fosil harus dihilangkan sesegera mungkin.

3 dari 3 halaman

Bisa Memicu Gempa Besar

Kelompok kampanye pecinta alam, Friends of the Earth, menyebut dalam 60 hari fracking yang dilakukan pada tahun lalu, ada 57 getaran di Lancashire dan tremor ini seharusnya tidak akan pernah terjadi apabila tidak ada faktor pemicu, seperti kegiatan fracking.

"Bahkan, getaran kecil di permukaan tanah bisa menjadi tanda-tanda kehadiran gempa bumi yang jauh lebih merusak yang terjadi di bawah tanah," kata Jamie Peters, juru kampanye organisasi.

Sementara itu, pihak perusahaan Cuadrilla menyampaikan dalam sebuah pernyataan: "Peristiwa itu berlangsung kurang dari satu detik dan getaran yang tercatat di permukaan tanah adalah sekitar 0,4 mm/detik."

"Gempa bumi mikro ini merupakan dampak dari operasi pemompaan hari ini. Integritas dari sumur telah dikonfirmasi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.