Sukses

Rusia Akan Beri Tanggapan yang Setimpal atas Peluncuran Rudal AS

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan negaranya untuk mengambil tindakan setimpal atas peluncuran rudal AS.

Liputan6.com, Moskow - Pemerintah Rusia tidak tinggal diam atas uji coba rudal penjelajah Amerika Serikat (AS), yang pernah dilakukan pada 18 Agustus lalu.

Pada hari Jumat, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan negaranya untuk mengambil tindakan setimpal atas peluncuran misil itu. 

Putin sempat menuduh AS melancarkan "kampanye propaganda" dengan menuduh Rusia melanggar perjanjian terkait.

Ia kemudian memerintahkan kementerian pertahanannya dan sejumlah badan pemerintah lainnya untuk "mengambil langkah-langkah yang komprehensif guna menyiapkan tanggapan yang setimpal." 

Percobaan rudal Amerika Serikat sendiri telah dilakukan dengan menggunakan jenis Tomahawk yang telah dimodifikasi, seperti dilansir dari VOA Indonesia, Sabtu (24/8/2019).

Diluncurkan dari darat, senjata itu bertujuan untuk menghantam sasaran yang terletak 500 kilometer jauhnya.

Percobaan itu dilakukan setelah Amerika Serikat dan Rusia keluar dari perjanjian senjata nuklir jarak menengah atau INF tahun 1987.

Saat itu, AS keluar dari perjanjian dengan menuduh Rusia telah lama melanggarnya, tuduhan yang dibantah oleh Rusia.

 

Simak Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rusia dan China Desak Pertemuan DK PBB

Sementara itu, Rusia dan China telah meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bertemu pada Kamis pekan ini, guna membahas tentang "pernyataan pejabat Amerika Serikat (AS) untuk mengembangkan dan menggunakan rudal jarak menengah".

Kedua negara sempat berusaha mempertemukan 15 anggota dewan terkait dengan agenda membahas "ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional", demikian sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

Moskow dan Beijing juga telah meminta kepala urusan pelucutan senjata PBB, Izumi Nakamitsu, memberi pengarahan kepada DK PBB dalam upaya mendesak Washington mempertimbangkan kembali rencana pengembangan misilnya.

Sebelumnya pada Senin, Kementerian Pertahanan AS mengumumkan bahwa mereka telah menguji coba rudal jelajah yang dikonfigurasikan secara konvensional, dan diklaim mencapai target lebih dari 500 kilometer penerbangan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.