Sukses

Staf Konsulat Inggris di Hong Kong Hilang Misterius Saat Bertugas ke China

Kedutaan Inggris di Beijing memberikan dukungan kepada keluarga staf konsulat Inggris di Hong Kong yang dilaporkan hilang di perbatasan China.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang karyawan konsulat Inggris di Hong Kong dilaporkan ditahan di perbatasan Tiongkok. Mengetahui kabar tersebut, kantor Luar Negeri Inggris menyatakan keprihatinannya.

Sejumlah laporan media, seperti dikutip dari BBC, Selasa (20/9/2019), mengatakan Simon Cheng, yang diperkirakan berasal dari Hong Kong, diyakini hilang pada 8 Agustus.

Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan pihaknya tengah "mencari informasi lebih lanjut dari pihak berwenang di Provinsi Guangdong dan Hong Kong".

Kedutaan Inggris di Beijing memberikan dukungan kepada keluarga staf yang hilang itu.

"Kami prihatin dengan laporan bahwa seorang anggota tim kami telah ditahan saat kembali ke Hong Kong dari Shenzhen," ujar Kedutaan Inggris.

Outlet berita lokal, HKFP melaporkan bahwa Cheng adalah seorang pejabat perdagangan dan investasi di bagian International Development Scottish di konsulat. Ia telah melakukan perjalanan ke sebuah acara bisnis di Shenzhen pada 8 Agustus melalui titik kontrol imigrasi Lo Wu.

Pacarnya mengatakan kepada situs berita HK01 bahwa ia berencana pulang ke rumah dengan kereta pada hari yang sama, tetapi hingga kini dirinya tak kunjung kembali.

Para pelancong menggambarkan peningkatan langkah-langkah keamanan di perbatasan antara Hong Kong dan China, ketika Beijing berupaya untuk mengekang protes anti-pemerintah di Hong Kong yang disebutnya "dekat dengan terorisme".

Para traveler baru-baru ini melaporkan bahwa setiap orang yang melewati perbatasan dari Hong Kong ke daratan China dikenai pemeriksaan polisi di sisi daratan. Para petugas mengambil telepon dan mengamati foto serta video mereka.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kata Pemimpin Hong Kong

Protes Hong Kong, sekarang memasuki bulan ketiga, dipicu oleh RUU ekstradisi yang sekarang ditangguhkan. UU itu akan memungkinkan Hong Kong mengirim tersangka kriminal ke China untuk diadili.

Para demonstran telah tumbuh menjadi gerakan yang lebih luas yang menyerukan reformasi demokratis di Hong Kong, dan penyelidikan atas dugaan kebrutalan polisi terhadap pengunjuk rasa.

Penyelenggara mengatakan 1,7 juta orang menghadiri rapat umum pro-demokrasi di Hong Kong pusat pada Minggu  18 Agustus.

Polisi memperkirakan jumlah mereka yang hadir jauh lebih rendah yakni 128.000 orang, hanya menghitung mereka pada rapat umum resmi yang disetujui di Taman Victoria kota.

Pada hari Selasa, pemimpin yang diperangi Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan dia berharap protes damai hari Minggu adalah tanda bahwa ketegangan mereda di wilayah tersebut. Dia berjanji untuk "segera memulai pekerjaan untuk membangun sebuah platform untuk dialog" antara pemerintah Hong Kong dan para pemrotes, tetapi tidak merinci bentuk apa yang akan diambil

3 dari 3 halaman

Penutupan Akun Media Sosial

Pada hari Senin, Twitter dan Facebook mengatakan mereka telah mengambil langkah-langkah untuk memblokir apa yang mereka gambarkan sebagai kampanye informasi yang salah yang didukung negara China di jejaring sosial.

Twitter mengatakan telah menghapus 936 akun yang katanya digunakan untuk "menabur perselisihan politik di Hong Kong".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.