Sukses

Kebanyakan Mengkhayal Berdampak Buruk bagi Otak, Ini Kata Ilmuwan

Bagi Anda yang terbiasa berimajinasi liar, harus hati-hati. Konon hal itu bisa berdampak buruk bagi otak. Benarkah demikian?

Liputan6.com, Jakarta - Mengkhayal adalah aktivitas yang sering dilakukan oleh banyak orang. Berimajinasi tentang sesuatu hal yang jauh dari jangkauan, kadang memang menyenangkan. Tak jarang melamun seperti itu bahkan memberi kita motivasi untuk berusaha menjadikannya nyata.

Meski demikian, bagi Anda yang terbiasa berimajinasi liar, harus hati-hati. Sebuah studi yang terbitkan oleh Psychologicalscience.org dikutip Sabtu (17/8/2019) menunjukkan, orang yang sering melamun atau mengkhayal akan sulit mengingat suatu hak.

Ketika pikiran Anda melayang lebih jauh, lebih liar, ke sesuatu hal susah dijangkau seperti: liburan ke luar negeri yang susah dilakukan atau masa lalu yang sangat berbeda dari realita; ternyata hal itu berdampak lebih buruk lagi bagi otak.

Psikolog sudah lama mengetahui, efek melamun ini. Jika Anda meninggalkan mengkhayal maka kemampuan Anda mengingat memori di masa lalu akan melemah.

Penelitian sebelumnya juga menemukan, memikirkan sesuatu yang lain; akan menghalangi akses ke ingatan masa lalu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penelitian

Ilmuwan psikologi bernama Peter F. Delaney dan Lili Sahakyan dari University of North Carolin dan Colleen M. Kelley dan Carissa A. Zimmerman dari Florida State University, ingin tahu apakah lamunan kita memengaruhi kemampuan untuk mengakses memori.

Dalam penelitiannya, setiap peserta melihat daftar kata yang muncul di layar komputer, satu per satu. Kemudian mereka diberitahu untuk memikirkan tentang rumah - di mana mereka berada pagi itu - atau tentang rumah orang tua mereka - di mana mereka belum berada dalam beberapa minggu.

Selanjutnya, peserta ditunjukkan daftar kata kedua. Di akhir tes, mereka harus mengingat sebanyak mungkin kata dari dua daftar itu.

 

3 dari 3 halaman

Hasil Penelitian

Peserta yang telah memikirkan tempat mereka hanya beberapa jam sebelumnya, mengingat lebih banyak kata-kata daripada mereka yang memikirkan kejadian yang telah terjadi beberapa minggu.

Hal yang sama berlaku untuk ingatan tentang tempat, diuji dalam percobaan kedua. Mereka yang memikirkan liburan dalam negeri mampu mengingat lebih banyak kata, daripada mereka yang memikirkan liburan ke luar negeri lain.

Studi ini diterbitkan dalam Psychological Science, sebuah jurnal dari Association for Psychological Science.

Salah satu aplikasi praktis dari penelitian ini mungkin untuk orang yang ingin melupakan sesuatu.

"Jika ada sesuatu yang Anda tidak ingin pikirkan, Anda lebih baik mengingat peristiwa yang lebih jauh (dari jangkauan)..., dalam rangka membuatnya keluar dari pikiran Anda untuk sementara waktu," kata Delaney.

"Ini dapat membantu Anda merasa seperti berada dalam situasi yang berbeda."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini