Sukses

Ini Pria yang Gegerkan New York dengan Taruh 3 Rice Cooker Diduga Bom

Seorang pria yang memiliki catatan kriminal ini diburu polisi gara-gara meletakkan rice cooker diduga bom di stasiun bawah tanah New York.

Liputan6.com, New York - Ayah dari seorang lelaki asal Virginia Barat -- yang tengah diburu gara-gara menempatkan rice cooker alias penanak nasi elektronik di Manhattan -- mengidentifikasi bahwa sosok tersebut adalah anaknya, Larry Griffin. Putranya yang memiliki sejumlah catatan kriminal sempat memicu ketakutan publik pada jam sibuk, Jumat 16 Agustus 2019 pagi waktu setempat.

Seorang pejabat senior penegak hukum juga mengkonfirmasi kepada NBC 4 New York, Griffin masuk dalam daftar "Person of interest" kepolisian setempat.

"Person of interest" adalah istilah yang digunakan oleh penegak hukum AS ketika mengidentifikasi seseorang yang terlibat dalam investigasi kriminal namun belum ditangkap atau secara resmi dituduh melakukan kejahatan.

Pihak berwenang mengatakan mereka ingin menginvestigasi Griffin.

Pria kulit putih bertubuh tinggi dan kurus yang terlihat mendorong kereta belanja di dekat stasiun kereta bawah tanah Fulton Street, di mana dua penanak nasi ditemukan Jumat pagi. Yang ketiga ditemukan di sebelah tempat sampah di Chelsea.

Penyelidikan sedang berlangsung untuk menentukan apakah semua temuan memiliki kaitan. Sementara pihak berwenang mengatakan ada kesamaan dari ketiga perangkat itu, baik dari merek maupun modelnya.

Polisi mengatakan mereka ingin berbicara dengan Griffin yang berambut gelap, diperkirakan berusia 20-an atau 30-an, yang terlihat menjatuhkan penanak nasi di stasiun Fulton Street.

Polisi merilis gambar pria yang bikin heboh New York itu dari kamera pengawas.

Menurut Larry Griffin, Sr., dia belum melihat putranya saat ini. Meskipun terkadang ia menghubunginya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengemis...

Ketika ditanya apakah putranya bekerja, Larry Griffin Sr mengatakan kepada NBC 4 New York bahwa putranya sedang mengemis di New York.

Seorang pejabat penegak hukum mengatakan Griffin ditangkap beberapa pekan lalu di Harlem atas tuduhan kepemilikan narkoba.

Departemen Sheriff Logan County , di Virginia Barat, mengatakan mereka dihubungi oleh FBI mengenai informasi terkait Griffin.

Selain masuk dalam daftar person of interest akibat menakut-nakuti orang lain dengan rice cooker diduga berisi bom, dan masalah hukumnya di NYC, pejabat Logan County mengatakan Griffin pernah ditangkap tiga kali dalam delapan tahun terakhir dengan tuduhan yang berasal dari kepemilikan dari zat yang dikendalikan, melibatkan senjata untuk menggunakan bahan cabul serta merayu anak di bawah umur.

Polisi di Virginia Barat mengatakan, Griffin juga memiliki surat perintah aktif untuk penangkapannya karena tidak melaporkan dan menghilangkan hasil tes obat terlarang sebagai bagian dari pengawasan ikatan pra-persidangannya setelah didakwa oleh Departemen Sheriff Logan County pada 2017. Saat itu ia dituduh menggunakan materi cabul dengan maksud untuk merayu dan distribusi serta menampilkan materi tersebutl.

3 dari 3 halaman

Temuan 3 Rice Cooker Diduga Berisi Bom

Sebelumnya, tiga perangkat terlantar yang terlihat seperti panci presto atau alat pemasak bertekanan tinggi memicu evakuasi stasiun kereta bawah tanah utama New York City. Selain itu juga memicu penutupan persimpangan di bagian lain kota pada Jumat 16 Agustus 2019 pagi waktu setempat.

CBS New York yang dikutip Sabtu (17/8/2019) melaporkan, polisi kemudian memastikan bahwa ketiga benda itu bukan bahan peledak. Mereka lalu memburu seorang pria yang terlihat di video pengawasan, mengambil dua dari rice cooker atau penanak nasi elektronik itu dari kereta belanja dan menempatkan mereka di stasiun kereta bawah tanah di Lower Manhattan.

Tetapi polisi menekankan bahwa sejauh ini belum dapat dipastikan apakah dia berusaha menakuti orang atau hanya membuang benda-benda itu.

"Saya akan berhenti menyebutnya sebagai tersangka," kata wakil Komisaris Intelijen dan Kontraterorisme Departemen Kepolisian New York John Miller. "Tapi kita perlu tahu fakta di balik ini."

Selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.