Sukses

Indonesia Serius Memaksimalkan Peluang Pasar di Vietnam

Indonesia dan Vietnam menargetkan total perdagangan bilateral sebesar USD 10 miliar pada tahun 2020.

Liputan6.com, Hanoi - Duta Besar RI Hanoi Ibnu Hadi optimis bahwa angka perdagangan Indonesia dan Vietnam akan memenuhi target US$ 10 miliar pada 2020. Angka tersebut dapat tercapai dengan melihat tren positif perdagangan kedua negara dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2018, total perdagangan Indonesia – Vietnam sebesar US$ 8,45 miliar dan pada semester I tahun 2019, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar US$ 4,2 miliar, meningkat 7,7% dari periode yang sama tahun 2018 sebesar US$ 3,9 miliar.

Untuk mendorong realisasi target nilai perdagangan, KBRI Hanoi secara aktif mengajak pengusaha Indonesia di berbagai sektor untuk serius menjajaki pasar Vietnam.

Pada minggu pertama Agustus 2019, KBRI Hanoi setidaknya telah memfasilitasi sejumlah perusahaan tanah air untuk berpartisipasi di 2 (dua) pameran perdagangan berskala internasional, yaitu 'East-West Economic Corridor (EWEC) Trade and Tourism Fair 2019' di kota Danang pada 2 – 7 Agustus 2019 dan 'Vietfood and Beverage 2019' di Ho Chi Minh City dari tanggal 7 – 10 Agustus 2019.

Pada pameran EWEC, KBRI Hanoi mengajak 8 (delapan) perusahaan Indonesia di bidang fashion, teknologi digital, perumahan serta makanan dan minuman ringan untuk mengisi 'Paviliun Indonesia' seluas 15 x 12 meter persegi.

Kedelapan perusahaan tersebut antara lain adalah Ciputra, Traveloka, United Family (Unifam), Hassa Batik, Ocean Centre Furnindo, Sophie Boutique, PT. Titian Rahmat Anugerah dan PT. Sprint Asia Teknologi.

Produk Pangan Olahan

Untuk memanfaatkan peluang akses pasar makanan dan minuman olahan di Vietnam yang begitu besar, KBRI Hanoi juga memfasilitasi 10 (sepuluh) perusahaan Indonesia untuk berpartisipasi dalam 'Vietfood and Beverage 2019' di Saigon Exhibition and Convention Center (SECC) yang diikuti oleh sekitar 550 perusahaan dari 20 negara.

Kesepuluh perusahaan tersebut antara lain adalah PT Indesso Aroma, PT Gunanusa Eramandiri, Formosa Ingredient Factory, PT Bevera Green Indonesia, PT Mega Global Food Industry, PT Indofood CPB Sukses Makmur Tbk, CV Bonafide Anugerah Sentosa, PT Rodamas Inti Internasional, PT Dua Kelinci dan PT Universal Indofood Product.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dubes Imbau Pengusaha Harus Serius Jajaki Pasar Vietnam

Saat mengunjugi booth Indonesia, Duta Besar RI untuk Vietnam, Ibnu Hadi mendorong para pengusaha untuk serius menggarap pasar makanan dan minuman olahan Vietnam mengingat tingginya pertumbuhan sektor makanan dan minuman olahan di Vietnam akibat pertumbuhan kelas menengah di Vietnam dan pengurangan tarif besar-besaran dari perjanjian perdagangan bebas (FTA). Pada tahun 2018, pertumbuhan di sektor ini tercatat sebesar 21%

"Ini kesempatan yang baik untuk memperluas pangsa produk Indonesia ke pasar Vietnam, khususnya untuk produk makanan dan minuman olahan yang saat ini masih banyak didominasi oleh produk dari Korea Selatan dan Thailand," ungkap Dubes RI Hanoi.

Sebagai informasi, pada tahun 2018 Vietnam merupakan negara tujuan ekspor ke-11 bagi Indonesia dan merupakan negara pada urutan ke-12 sebagai sumber Impor bagi Indonesia. Pada Semester I tahun 2019, ekspor Indonesia ke Vietnam meningkat 27,4% menjadi US$ 2,6 miliar dari US$ 2,1 miliar. Adapun impor Indonesia dari Vietnam menurun 14% dari semula US$ 1,9 miliar menjadi US$ 1,6 miliar.

Dubes RI Hanoi Ibnu Hadi meminta para pengusaha Indonesia untuk semakin giat menjajaki potensi pasar Vietnam. "Neraca perdagangan Indonesia defisit tetapi perdagangan Indonesia dengan Vietnam dalam 3 tahun terakhir ini terus surplus. Ini adalah peluang yang harus digarap dengan serius" ungkapnya. Dubes RI Hanoi Ibnu Hadi juga menambahkan bahwa Vietnam adalah mitra dagang Indonesia terbesar ketiga di Asia Tenggara setelah Thailand dan Malaysia.

Pada Semester I tahun 2019, perdagangan Indonesia dengan Vietnam dengan tercatat sebesar US$ 4,2 miliar sedangkan dengan Thailand dan Malaysia masing-masing sebesar US$ 8,8 miliar dan US$ 5,46 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.