Sukses

7 Tahun Curiosity Jelajahi Mars, Ini 7 Hal yang Dilihatnya di Planet Merah

Wahana penjelajah Mars milik NASA, Curiosity, sudah 7 tahun meneliti Planet Merah. Ada apa saja?

Liputan6.com, California - Pada 6 Agustus 2012, setelah menempuh perjalanan epik ke Mars selama enam bulan, wahana penjelajah NASA, Curiosity, akhirnya tiba di Planet Merah.

Pada minggu ini, yang menandai tujuh tahun pendaratan Curiosity di Mars, NASA merayakannya sebagai Curiosity's Landing Day, dengan keberhasilannya bertahan di atmosfer Mars selama waktu itu.

Bahkan, Curiosity adalah satu-satunya penjelajah yang masih aktif yang pernah diciptakan di seluruh planet ini, setelah Opportunity.

Rover tersebut hanya mampu bertahan hidup dari 2004 (ketika pertama kali mendarat di Mars) hingga pertengahan 2018, kemudian dinyatakan hilang oleh badai monster di antariksa pada awal 2019. Sedangkan InSight adalah pendarat non-mobile, bukan penjelajah.

Curiosity, yang merupakan robot bertenaga nuklir, sebelumnya hanya direncanakan untuk menjalankan misi penelitian di Planet Merah selama dua tahun saja, tetapi alat ini mampu menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga Curiosity diberikan perpanjangan waktu pada Desember 2012.

Sejauh ini, Curiosity telah mengembara sejauh 21 kilometer (13 mil) melintasi Kawah Gale --tempat ia menginjakkan kaki perdana di Mars-- dan mendaki setinggi 368 meter (1.207 kaki) dari dasar Gunung Sharp.

Dalam perjalanan itu, Curiosity telah meletakkan mata robotnya pada pemandangan yang belum pernah dilihat manusia, 'mencicipi' tanah dan angin Mars, serta mengirim kembali data yang didapatkannya.

Berikut 7 penemuan yang dibuat oleh rover tersebut selama berada di Mars, seperti dikutip dari ScienceAlert, Selasa (6/8/2019).

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Cairan di Mars

Para ilmuwan di NASA mengklaim telah menemukan cairan di Mars. Namun pada 2013, ini adalah sebuah masalah besar.

Antusias para peneliti sirna ketika menyadari bahwa itu hanya bekas sungai yang kering --pertama kali ini pernah diidentifikasi di Mars.

Klaim tersebut pun diikuti anggapan bahwa Kawah Gale pernah menjadi danau besar dan akhirnya mungkin ada cairan di Mars --bahkan hingga hari ini.

Curiosity kemudian mengorbit wilayah lainnya setelah insiden ini, menantang persepsi publik tentang Mars sebagai gurun tua yang berdebu.

3 dari 8 halaman

2. Unsur Kehidupan

Salah satu temuan paling awal yang Curiosity buat adalah bahwa Mars pernah punya kehidupan, seperti mikroba. Dalam sampel yang diambil melalui pemboran dari batuan dasar, para ilmuwan mengidentifikasi adanya belerang, nitrogen, hidrogen, oksigen, fosfor dan karbon. Semua ini adalah bahan kimia utama untuk menciptakan DNA.

"Pertanyaan mendasar untuk misi ini adalah apakah Mars dapat mendukung lingkungan yang layak huni?," kata Michael Meyer dari NASA. "Dari apa yang kita ketahui sekarang, jawabannya adalah ya."

4 dari 8 halaman

3. Boron

Hal paling utama yang diidentifikasi oleh Curiosity adalah mineral boron (zat yang sekaligus meredam dan menetralkan neutron), melalui urat mineral yang tertanam di batu yang ada di Mars ketika Curiosity mulai mendaki Gunung Sharp.

Berdasarkan apa yang telah dilihat oleh para ilmuwan NASA di endapan boron yang ada di gurun Bumi, disimpulkan bahwa boron ada di Mars melalui proses penguapan, yaitu dilarutkan dalam air cair pada suhu antara 0 dan 60 derajat Celcius, yang kemudian mengering.

5 dari 8 halaman

4. Kentut Mars

Seiring waktu, Curiosity telah mendeteksi tingkat metana yang berfluktuasi di Mars. Tidak sebanyak di Bumi, tetapi dinilai cukup menarik.

Di sini, di planet rumah kita, metana sebagian besar diproduksi oleh proses biologis. Senyawa ini bisa menjadi petunjuk bahwa ada mikroba yang hidup di bawah permukaan Mars.

Namun, di tempat lain di Tata Surya, metana diproduksi oleh proses geologis. Ahli planet dan astrobiologis sedang berupaya untuk sampai ke dasarnya.

6 dari 8 halaman

5. Komponen Organik

Tahun lalu, Curiosity diklaim mampu memberi bukti konklusif dari beberapa senyawa organik di Mars. Dalam sampel yang dibor, teridentifikasi tiofena, metiltiofena 2- dan 3-, methanethiol, dan dimethylsulfide, menunjukkan bahwa kimia organik di batuan Mars cukup sama dengan batu lumpur di Bumi.

"Dengan temuan-temuan baru ini, Mars memberi tahu kita untuk tetap sabar mencari bukti kehidupan," kata Thomas Zurbuchen dari NASA. 

7 dari 8 halaman

6. Warna Langit yang Berbeda dengan Bumi

Langit Mars sangat berbeda dari langit Bumi, tetapi Curiosity memungkinkan kita untuk melihat salah satu matahari terbenam dengan mata kita sendiri.

Tidak seperti Bumi, di mana langit siang hari berwarna biru dan langit senja berubah kemerahan, langit siang hari di Mars berwarna merah dan ketika matahari terbenam berwarna biru.

Itu karena saat matahari terbenam di Bumi, panjang gelombang cahaya di ujung biru spektrum tersebar oleh molekul gas di atmosfer. Mars tidak punya banyak atmosfer.

Sebaliknya, Mars memiliki banyak debu dan molekul ini mencerai-beraikan panjang gelombang merah, menghasilkan langit biru saat matahari terbenam.

8 dari 8 halaman

7. Dua Bulan

Mars memiliki dua Bulan, Phobos dan Deimos, dan keduanya bergerak cepat. Deimos mengorbit Mars setiap 30,3 jam. Sedangkan Phobos hanya 7,65 jam. Banyak peluang terjadinya gerhana Bulan dan Curiosity berhasil merekam beberapa.

Mereka terlihat sangat berbeda dari gerhana matahari Bumi: hanya sebongkah batu yang lewat di depan matahari, dan tidak pernah sepenuhnya menghalangi cahayanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.